Pangan Pertahanan

Pangan Pertahanan

Oleh: Dahlan Iskan

Tentara akan mengerjakan sawah. Besar-besaran. Di Kalimantan Tengah. Di bawah tanggung jawab Menteri Pertahanan Pranowo Subijanto. Itulah keputusan terbaru Presiden Jokowi di bidang pangan. Minggu lalu. Yang mengumumkannya juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Dahnil sudah menjadi juru bicara sejak Pranowo masih calon presiden dulu. Yang ternyata terus dibawa Prabowo, pun sampai saat Prabowo jadi menteri pertahanan. Minggu lalu Prabowo memang menghadap Presiden Jokowi di istana. Ternyata agenda pertemuan itu membahas soal pangan. Itu tidak mengejutkan. Soal pangan memang bisa gawat akibat pandemi ini.

Yang mengejutkan adalah: menteri pertahanan itu ditunjuk sebagai penanggung jawab proyek pencetakan sawah baru di Kalteng itu. Kok bukan menteri pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL)? Syahrul Yasin adalah tokoh Bugis yang pernah menjadi gubernur Sulsel dua pereode. Produksi beras di Sulsel sangat tinggi.

Maka muncul banyak pertanyaan di seputar penunjukan Menhan itu: ada apa? "Bagi orang Bugis, ini siri," tulis Zainal Bintang di blok pribadinya. Bintang adalah tokoh Bugis di Jakarta. Ia politisi Golkar, bintang film, dan wartawan senior –kakak kandung Ilham Bintang.

Saya kenal lama dengan Bintang. Pernah satu asrama di Wisma Seni Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya Jakarta. Saya tiga bulan tinggal di Wisma Seni itu. Saat magang menjadi wartawan di TEMPO. Bintang sudah jadi bintang film: tinggi, besar, ganteng, berkumis rapi. Bintang kami angkat sebagai kepala suku di situ. Ia masih tetap di Wisma Seni ketika saya kembali ke Samarinda.

Tapi SYL tenang saja. Komentarnya di media sangat datar. Tidak ada perasaan tersinggung atau terlangkahi. Tidak ada siri. Saya hanya bisa menduga-duga. Mungkin Presiden Jokowi menilai Prabowo punya kapasitas di bidang pertanian. Prabowo adalah ketua umum organisasi tani: Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Bertahun-tahun. Pun sampai sekarang.

Pidato swasembada pangan Prabowo selalu berapi-api. Sejak dulu. Tapi kan ia menteri pertahanan? Apakah karena di dalam pertanian ada unsur ketahanan pangan? Ada sebersit keterangan dari Bapak Presiden. Bahwa yang mengerjakan sawah baru itu nanti adalah tentara.

Apakah tentara mampu? Di jajaran tentara memang ada batalion Zeni. Yang tugas utamanya membangun infrastruktur. Batalion itu memiliki kemampuan membangun jalan, jembatan, gedung, bikin sungai, dan seterusnya.

Di saat perang sering terjadi ini: jalan dan jembatan dihancurkan musuh yang lagi mundur. Agar tidak bisa dikejar. Tentara harus bisa memulihkan jalan dan jembatan itu. Agar tank dan kendaraan militer bisa lewat.

Di Korea Utara lebih mampu lagi. Saya pernah meninjau kota baru di pusat kota Pyongyang. Di situ dibangun 29 gedung pencakar langit. Beserta lingkungan perkotaan yang indah. Taman-taman dan pencahayaannya cantik. Semua dikerjakan oleh tentara. Adalah juga biasa di sana kalau di pinggir jalan terlihat banyak tentara memasang kabel. Seperti kontraktor Telkom atau listrik.

Apakah di Kalteng nanti akan begitu? Atau tentara menjadi pemegang penugasan saja lalu pekerjaan disubkan ke kontraktor? Meniru kebiasaan di BUMN yang terlambat saya ketahui?

Saya sangat setuju bidang pertanian diprioritaskan di masa Covid-19 ini. Sektor pertanianlah yang masih bisa ditumbuhkan di masa lesu ini. Berkali-kali saya mengemukakan hal itu.

Jangan salahkan kalau beberapa sektor ekonomi lesu. Bukan karena menteri pariwisata tidak kerja keras kalau sektor wisata lesu. Andai kerja keras pun hanya akan menghabiskan anggaran –tanpa hasil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: