Ibadah Haji Digelar Terbatas, Iran Protes Kebijakan Arab Saudi

Ibadah Haji Digelar Terbatas, Iran Protes Kebijakan Arab Saudi

Pemerintah Iran memprotes keputusan sepihak Arab Saudi terkait ibadah haji secara terbatas di tengah pandemi virus corona (covid-19). Pasalnya, dengan kebijakan seperti itu, praktis membuat hanya penduduk dan orang-orang yang tinggal di Arab Saudi saja yang bisa menunaikan haji tahun ini.

"Arab Saudi seharusnya mendengarkan pandangan dari negara mayoritas Islam lainnya dan bisa mengambil kesimpulan dari kerja sama mereka dalam memecahkan masalah di tengah situasi pandemi," demikian isi pernyataan Organisasi Haji Iran, seperti dilansir Middle East Monitor, Jumat (26/6) kemarin.

"Kami berharap pemerintah Saudi mengurus persoalan ibadah haji pada tahun ini dengan cara yang lebih baik," sambungnya pernyataan tesebut.

Organisasi Haji Iran menyatakan, bahwa pihaknya sudah mempersiapkan diri untuk bisa memberangkatkan jemaah calon haji, serta membuat panduan supaya jemaah calon haji mereka tetap terlindung dari virus corona.

"Iran dan Arab Saudi sudah meneken kesepakatan akan mengurus sebanyak 87.500 jemaah haji yang ditargetkan berangkat pada tahun ini," tulis pernyataan tersebut.

Kepala Organisasi Haji Iran, Rida Rashidian, menyatakan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi tidak membalas pesan yang dia kirimkan terkait persoalan haji tersebut.

Terpisah, Asosiasi Islam China menyatakan umat Muslim setempat tidak akan melaksanakan ibadah haji tahun ini karena Covid-19.

Seperti dilansir Xinhua, mereka menyatakan meski China sudah berupaya mencegah penyebaran virus corona, tetapi wabah itu masih menyebar dan belum bisa terkendali.

Arab Saudi menyatakan membatasi jumlah jemaah yang bisa beribadah haji tahun ini sebanyak 1.000 orang dan harus berusia di bawah 65 tahun. Mereka juga akan menerapkan pengawasan ketat, dan jemaah akan dikarantina sebelum dan sesudah melaksanakan ibadah haji. (der/zul/fin)

Sumber: