Penularan Covid-19 di Jakarta Masih Tertinggi

Penularan Covid-19 di Jakarta Masih Tertinggi

Penambahan kasus positif Coronavirus disease 2019 atau Covid-19 masih terjadi hingga hari ini, Minggu (7/6), pukul 12.00 WIB. Penambahan kasus tertinggi terjadi di DKI Jakarta dengan 163 kasus.

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto melaporkan kasus sembuh di wilayah DKI Jakarta sejumlah 294 kasus. Kasus positif tertinggi kedua terjadi di Jawa Timur dengan 113 kasus, sedang kasus sembuh sejumlah 48.

”Sebanyak 21 provinsi yang melaporkan kasus kurang dari 10, bahkan 8 di daerah melaporkan tidak ada kasus sama sekali,” kata Yuri dalam konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional di Jakarta pada Minggu (7/6).

Ada 10 provinsi yang kenaikan kasus positif di bawah 5, yaitu Bangka Belitung, DI Jogjakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Sulawesi Tenggara, Lampung, Maluku Utara, Papua Barat, Sulawesi Barat dan Gorontalo.

Sedangkan nol kasus dilaporkan oleh beberapa provinsi, seperti Aceh, Bengkulu, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Riau dan NTT. Total kasus positif yang teridentifikasi pada hari ini berjumlah 672 kasus sehingga total kasus kumulatif berjumlah 31.186.

Yurianto menambahkan bahwa pemeriksaan spesimen berjumlah 11.924 spesimen, baik dengan menggunakan real-time PCR maupun tes cepat molekuler. ”Sehingga total spesimen yang telah diperiksa Total 405.992 spesimen,” ujar Yurianto.

Menyikapi masih terjadinya penularan Covid-19, Yurianto mengingatkan kembali kepada masyarakat untuk disiplin terhadap kebiasaan baru, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menggunakan masker dan menjaga jarak.

Yurianto kembali menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat terus menerus dilakukan dalam upaya pencegahan. Ia berkata bahwa basis keluarga akan menjadi faktor yang sangat menentukan keberhasilan untuk membangun kebiasan baru di antara anggota keluarga.

”Apabila di setiap keluarga tertanam kebiasaan kebiasaan baru untuk semua anggota keluarganya. Kebiasaan untuk memakai masker, kebiasaan untuk menjaga jarak, kebiasaan mencuci tangan ini sudah tertanam dengan baik, maka kita akan meyakini bahwa pengendalian sebaran Covid19 akan efektif kita lakukan,” ujar Yurianto.

Ia menambahkan kebiasaan itu diharapkan sepenuhnya dari kesadaran masyarakat yang ingin aman dari Covid-19 dan bukan dianjurkan oleh pemerintah. ”Kita melakukan ini bukan karena diperintahkan oleh institusi, oleh tempat kerja kita, tapi kita melakukan karena sepenuhnya adalah kesadaran kita karena kita ingin aman dari Covid-19,” tambah Yurianto.

Yurianto juga berharap bahwa upaya edukasi untuk membangun kebiasaan baru ini harus dibangun secara bertahap dan terus menerus. ”Inilah yang kemudian berkali-kali kita sebut sebagai peran serta saudara-saudara sekalian yang nyata di dalam pengendalian Covid-19. Inilah upaya kita untuk menghentikan penyebaran Covid-19 yang sampai saat ini masih terus terjadi,” pesannya.

19 merupakan penyakit menular yang dapat menular dari orang yang yang membawa virusnya kepada orang lain yang rentan untuk tertular. Upaya untuk aman adalah mencegah jangan sampai tertular.

Ia juga mengingatkan bahwa virus akan mudah lepas dan menyebar ke sekitar apabila seseorang ini batuk atau bersin. ”Menjaga jarak lebih dari 1 meter adalah langkah yang terbaik,” ujarnya.

Menggunakan masker sangat diperlukan ketika berada di ruang publik. Ia mengatakan bahwa kita tidak tahu siapa orang di luar yang membawa virus ini. ”Hampir 80% kasus positif pada orang-orang tanpa gejala. Dia tidak menyadari dirinya membawa penyakit,” katanya.

Sumber: