Mitos Raja Firaun yang Masih Dipercaya di Mesir hingga Kini
PIRAMIDA - Berikut ini kami telah merangkum beberap keyakinan dari mitos Raja Firaun yang ada di Mesir.-pixabay.com/8moments - radartegal.com-
Tak hanya itu, Firaun juga disebut sebagai putra Dewa Ra, dewa matahari yang menjadi simbol kekuatan tertinggi di Mesir Kuno.
Konsep ini memberikan legitimasi ilahi terhadap kekuasaan mereka, menjadikan setiap keputusan Firaun dianggap sebagai kehendak para dewa (Sumber: The British Museum).
3. Mitos Osiris, Set, dan Horus
Salah satu kisah mitologis paling penting dalam budaya Mesir adalah mitos Osiris, Set, dan Horus. Cerita ini menjadi dasar mitologi kekuasaan para Firaun.
BACA JUGA: Larangan Mendaki Gunung Gede saat Haid, Mitos atau Fakta
BACA JUGA: Ada Pasar Setan? Ini 4 Mitos Gunung Arjuno yang Bikin Merinding
Menurut legenda, Osiris adalah raja yang adil dan bijaksana, tetapi ia dikhianati dan dibunuh oleh saudaranya sendiri, Set, yang mewakili kekacauan.
Istrinya, Isis, dengan sihir dan kesetiaannya, berhasil membangkitkan Osiris, dan dari hubungan mereka lahirlah Horus. Ketika dewasa, Horus bertarung melawan Set untuk merebut kembali tahta ayahnya.
Pertarungan ini melambangkan pertarungan abadi antara Ma'at (ketertiban) dan Isfet (kekacauan), dua prinsip utama dalam kepercayaan Mesir Kuno.
Para Firaun kemudian mengidentifikasi diri mereka sebagai Horus di bumi, memperkuat posisi mereka sebagai penjaga tatanan dunia (Sumber: Ancient.eu).
BACA JUGA: Mitos Malam 1 Suro yang Dianggap Keramat di Tradisi Kejawen
BACA JUGA: Mitos Gunung Batur: Kisah Mistis Gunung yang Tercipta dari Gunung Agung
4. Mitos Piramida Dibangun oleh Alien atau Kekuatan Gaib
Meskipun arkeologi modern telah mengungkap banyak bukti mengenai teknik pembangunan piramida, tetap saja ada mitos yang menyebut bahwa piramida Mesir dibangun oleh makhluk luar angkasa atau kekuatan gaib.
Anggapan ini muncul karena bentuk dan struktur piramida, khususnya Piramida Agung Giza, dianggap terlalu presisi dan rumit untuk teknologi manusia ribuan tahun lalu.
Namun, para ahli menyatakan bahwa pembangunan piramida dilakukan oleh tenaga kerja manusia dengan sistem logistik canggih pada zamannya.
Studi yang dilakukan oleh arkeolog Zahi Hawass menyebutkan bahwa para pekerja adalah buruh terlatih yang dibayar dan dihormati, bukan budak seperti yang selama ini diyakini (Sumber: History.com).
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


