Benarkah Mitos Mendaki Gunung dengan Rombongan Ganjil Bawa Sial?
Mitos Rombongan Ganjil Saat Naik Gunung: Haruskah Dipercaya?--
Radartegal.com - Mitos mendaki gunung dengan rombongan ganjil masih menjadi perbincangan menarik di kalangan pendaki Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Banyak yang percaya bahwa jumlah pendaki ganjil dapat mengundang nasib buruk atau makhluk gaib selama perjalanan.
Selain faktor mistis, mitos mendaki gunung dengan rombongan ganjil juga kerap dikaitkan dengan ketidakseimbangan energi dalam kepercayaan tradisional Jawa. Angka ganjil dianggap membawa aura negatif, sehingga dihindari dalam aktivitas pendakian.
Beberapa pendaki mengaku merasakan ketidaknyamanan saat mendaki dalam kelompok ganjil karena mitos mendaki gunung dengan rombongan ganjil yang sudah melekat. Perasaan was-was ini bisa mengurangi fokus dan meningkatkan risiko kecelakaan di medan yang sulit.
Meski terdengar irasional, mitos mendaki gunung dengan rombongan ganjil ternyata memiliki dasar logis terkait keamanan dan efisiensi kelompok. Sistem berpasangan dan pembagian tugas menjadi alasan mengapa jumlah genap lebih disarankan.
BACA JUGA: Bongkar Mitos Kembar Mayang Pengantin, Benarkah Bisa Bawa Sial Kalau Rusak?
BACA JUGA: Mitos Makan Biji Jambu Dapat Sebabkan Usus Buntu, Benarkah?
Mitos vs fakta: mengapa jumlah ganjil dianggap berbahaya?
1. Mitos dan Kepercayaan Lokal
Banyak pendaki meyakini bahwa rombongan ganjil akan "mengundang" penunggu gunung untuk menyempurnakan jumlah menjadi genap. Kepercayaan ini membuat beberapa orang menghindari formasi ganjil agar terhindar dari gangguan gaib atau kesialan.
Selain itu, budaya Jawa mengaitkan angka ganjil dengan ketidakharmonisan. Dalam konteks pendakian, hal ini diyakini dapat memicu konflik atau kecelakaan. Meski tidak terbukti secara ilmiah, kepercayaan ini tetap memengaruhi psikologis pendaki.
2. Pertimbangan Logistik dan Keselamatan
Di luar mitos, jumlah pendaki genap lebih disarankan karena alasan praktis. Sistem buddy system (berpasangan) memastikan setiap anggota memiliki rekan untuk saling mengawasi, mengurangi risiko tersesat atau kecelakaan.
Pembagian tugas juga lebih mudah jika rombongan genap. Misalnya, saat mendirikan tenda atau membawa peralatan, kerja berpasangan mempercepat proses. Jika ganjil, satu orang mungkin merasa terbebani karena tidak memiliki mitra kerja.
BACA JUGA: Cek Fakta Mitos Minum Air Es Bikin Gemuk Badan
BACA JUGA: Mitos Puake, si Penunggu Sungai Kapuas yang Amat Sakti
Tanya jawab seputar mitos pendakian
Q: Apakah benar rombongan ganjil lebih rentan mengalami kecelakaan saat mendaki?
A: Tidak selalu. Faktor utama kecelakaan adalah kurangnya persiapan, kelelahan, atau ketidaktahuan medan. Namun, rombongan genap memudahkan sistem pengawasan berpasangan, sehingga risiko bisa diminimalisir.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


