Mitos Weton Tulang Wangi di Bulan Suro, Makna Dibalik Kepercayaan dalam Tradisi Jawa
Mitos Tulang Wangi--
Bahkan, Lakon Story (@lakonstory), akun horor yang cukup terkenal di X, juga menjelaskan bahwa orang yang memiliki weton tulang wangi akan merasakan gejala-gejala aneh menjelang malam 1 Suro.
“Kalau tidak salah hitung 1 Suro jatuh pada tanggal 7 Juli 2024. Jika peka, pemilik weton tulang wangi biasanya sudah mulai ngrasa aneh di beberapa bagian tubuh. Nyeri, lemas, susah tidur, perasaan gelisah, denger suara-suara aneh di telinga, dan panas di belakang leher. Iyo ta?” tulisnya di X.
BACA JUGA: Dilarang Menikah dengan Suku Jawa? Ini Mitos Sunda yang Masih Dipercaya Masyarakat
Mitos Malam 1 Suro
Suasana kirab malam 1 Suro di Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (18/7).
Banyak mitos malam 1 Suro yang masih dipercayai oleh sebagian besar masyarakat Jawa hingga kini. Malam tersebut dianggap sebagai waktu yang kurang baik untuk memulai usaha, acara besar, ataupun kegiatan tertentu.
Masyarakat Jawa percaya malam 1 Suro bisa membawa kesialan. Beberapa orang juga menghindari bepergian di momen tersebut untuk menjaga diri dari hal-hal buruk yang mungkin terjadi.
Namun di sisi lain, malam 1 Suro justru bisa dimanfaatkan seseorang untuk memperoleh energi spiritual yang kuat. Caranya dengan melakukan tirakat atau meditasi.
BACA JUGA: Jarang Ada yang Tahu, Mitos Menyapu di Malam Hari Ternyata Ada Asal Usulnya
BACA JUGA: Ini 7 Gunung Terlarang bagi Pendaki Pemula, Bukan Karena Medannya tapi Karena Mitos Mistisnya
Menurut Muhammad Solikhin dalam bukunya Misteri Bulan Suro dalam Perspektif Islam Jawa, Suro adalah bulan sakral yang dipenuhi dengan nuansa mistis. Masyarakat Jawa percaya gerbang dunia gaib terbuka pada malam 1 Suro, yang memungkinkan makhluk halus keluar dari tempat tinggalnya.
Meski banyak yang menganggap mitos weton Tulang Wangi di bulan Suro sebagai hal yang mistis dan sulit dibuktikan secara ilmiah, kepercayaan ini tetap menjadi bagian penting dalam budaya Jawa. Primbon bukan hanya sekadar ramalan, melainkan juga pedoman hidup yang mengajarkan tentang keselarasan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Bagi masyarakat Jawa, menjaga tradisi ini berarti menjaga identitas budaya dan nilai-nilai leluhur yang mengajarkan kehati-hatian, kesabaran, serta rasa hormat terhadap alam dan kehidupan. Jadi, meski zaman sudah modern, mitos seperti weton Tulang Wangi di bulan Suro tetap hidup sebagai bagian dari kekayaan budaya yang perlu dipahami dan dihormati.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



