Akses Jalan di Karangdawa Tegal Rusak dan Penuh Lubang, Warga Terpaksa Memutar 2 Kali
RUSAK - Kondisi jalan kabupaten di Desa Karangdawa Kecamatan Margasari mengalami kerusakan yang cukup parah, Selasa, 12 Agustus 2025. -Yeri Noveli-Radartegal.disway.id
MARGASARI, radartegal.com – Akses jalan di Desa Karangdawa, Kecamatan MARGASARI, Kabupaten Tegal rusak dan penuh lubang. Sayangnya, jika tidak melewatinya, warga harus memutar 2 kali dengan jarak lebih jauh.
Kondisi jalan di jalan kabupaten di Desa Karangdawa tersebut sudah lama dikeluhkan. Saat ini kondisinya kian memprihatinkan.
Kepala Desa Karangdawa Lutfi Bachri, menyebut perbaikan terakhir dilakukan pada 2019 melalui APBD II Kabupaten Tegal dari aspirasi anggota DPRD. Sebelumnya, pada 2006, jalan ini dibangun lewat program TMMD.
"Jalan ini bukan sekadar penghubung desa, tapi nadi bagi pendidikan, perekonomian, pertanian, dan kesehatan. Harapan kami, segera ada perbaikan supaya warga tidak terus-menerus kesulitan,” tegas Lutfi, Selasa, 12 Agustus 2025.
BACA JUGA: Angka Stunting di Desa Karangdawa Tertinggi di Kabupaten Tegal, Bupati: Target Kita Jelas!
BACA JUGA: PJU Minim dan Jalan Rusak, Ruas Karangdawa-Jatilaba Kabupaten Tegal Rawan Kecelakaan
Ruas sepanjang 1 kilometer dengan lebar 3 meter, dari SD Negeri Karangdawa 02 hingga Pedukuhan Wanalaba, Desa Jatilaba, berubah menjadi jalur penuh lubang dan genangan lumpur saat hujan.
Padahal, jalur ini adalah akses vital menuju Desa Cibunar, Kecamatan Balapulang. Jika mulus, waktu tempuh hanya 10 menit.
Kini, warga harus memutar lewat Desa Srengseng, Kecamatan Pagerbarang, atau Pasar Margasari dengan waktu tempuh dua kali lipat, sekitar 20 menit.
Sementara itu, warga setempat berharap janji perbaikan tak berhenti di ruang rapat.
BACA JUGA: Ruas Jalan Karangdawa-Jatilaba Rusak Parah dan Membahayakan, Warga Minta Betonisasi
BACA JUGA: Jalan Karangdawa-Margasari Rusak, Harus Dibeton Permanen
“Kalau hujan, jalannya becek dan licin. Motor sering tergelincir. Tolonglah, jangan tunggu ada korban baru diperbaiki,” ungkap Sarwo, 52 tahun, warga Karangdawa.
Bagi masyarakat Karangdawa, jalan ini bukan sekadar aspal dan batu. Ia adalah urat nadi yang menentukan cepat atau lambatnya anak sekolah tiba di kelas, hasil panen sampai ke pasar, dan pasien mendapatkan pertolongan medis.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

