Istilah ini menggambarkan sensasi menggigil yang dirasakan saat udara terasa sangat dingin, terutama saat pagi dan malam hari. Bahkan di daerah seperti Dieng, fenomena ini kadang disertai embun es atau "bun upas" yang bisa merusak tanaman.
Oleh karena itu, petani di wilayah dataran tinggi biasanya mulai mengantisipasi datangnya musim bediding dengan cara menunda tanam atau menggunakan metode perlindungan tambahan pada lahan mereka.
Tips Menghadapi Bediding
Bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang terdampak, berikut beberapa tips menghadapi suhu dingin ekstrem:
- Gunakan pakaian hangat, terutama saat malam dan dini hari.
- Perbanyak konsumsi minuman hangat dan makanan berkuah untuk menjaga suhu tubuh.
- Batasi aktivitas di luar ruangan saat dini hari, saat suhu mencapai titik terendah.
- Jaga kelembapan kulit, karena udara kering bisa menyebabkan kulit kering dan iritasi.
Fenomena hawa dingin yang terjadi di Pulau Jawa saat ini merupakan dampak dari pergerakan angin Monsun Australia yang membawa udara dingin dan kering dari selatan.
BACA JUGA:Indonesia Jaga Upaya Suhu Bumi Supaya Tak Naik Lebih dari 1,5 Derajat Celsius
BACA JUGA:Kapalnya Terbalik di Suhu Dingin, Tiga ABK asal Indonesia Hilang di Perairan Korea Selatan
Faktor-faktor seperti atmosfer kering, minimnya tutupan awan, dan posisi Matahari di utara turut memperparah penurunan suhu.
Meski kerap dikaitkan dengan Aphelion, fenomena astronomi ini sebenarnya tidak memiliki pengaruh besar terhadap suhu udara di Indonesia.