Radartegal.com - Gunung Lawu, salah satu gunung berapi aktif di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, tidak hanya terkenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena berbagai mitos dan legenda yang melekat padanya. Mitos Gunung Lawu dan Jalak Lawu menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat sekitar serta para pendaki yang penasaran dengan kisah-kisah mistisnya.
Keberadaan mitos Gunung Lawu dan Jalak Lawu telah diwariskan secara turun-temurun, menciptakan aura misteri yang menarik minat banyak orang. Dari pasar gaib hingga larangan-larangan unik, setiap cerita memiliki makna tersendiri bagi mereka yang percaya.
Selain mitos, Gunung Lawu juga dikenal sebagai tempat spiritual, terutama bagi para peziarah yang mencari berkah di petilasan Prabu Brawijaya V. Mitos Gunung Lawu dan Jalak Lawu tidak hanya sekadar dongeng, melainkan juga menjadi pedoman bagi pendaki dalam menghormati adat setempat.
Burung Jalak Lawu, yang dianggap sebagai penjaga gunung, menambah daya tarik mistis Gunung Lawu. Mitos Gunung Lawu dan Jalak Lawu menyebutkan bahwa burung ini adalah jelmaan abdi setia Prabu Brawijaya V, yang bertugas membimbing pendaki yang tersesat.
BACA JUGA: 5 Mitos Hewan Pembawa Rezeki Jika Dipelihara di Rumah
BACA JUGA: 3 Alasan Mitos Pantai Jawa Erat dengan Nyi Roro Kidul
Mitos-mitos populer Gunung Lawu
Gunung Lawu menyimpan banyak cerita mistis yang dipercaya oleh masyarakat dan pendaki. Salah satu yang paling terkenal adalah Pasar Setan, sebuah pasar gaib yang konon muncul di antara Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang.
Banyak pendaki mengaku mendengar suara riuh seperti transaksi jual-beli, meski tak terlihat wujudnya. Mitos ini mengingatkan pendaki untuk tidak sembarangan merespons suara tersebut agar terhindar dari gangguan makhluk halus.
Selain itu, ada larangan memakai pakaian hijau saat mendaki. Warna hijau dianggap keramat dan bisa menarik perhatian makhluk gaib, bahkan dikaitkan dengan Ratu Pantai Selatan.
Pendaki yang melanggar dipercaya akan mengalami kesulitan atau tersesat. Mitos lain yang masih dipercaya adalah larangan mendaki dalam jumlah ganjil, karena diyakini makhluk gaib akan "menggenapkan" jumlah pendaki dengan cara yang tidak diinginkan.
BACA JUGA: 5 Tempat Wisata Terkenal yang Mitosnya Bikin Asmara Kandas
BACA JUGA: Air Terjun Madakaripura yang Mitosnya Tempat Tapa Gajah Mada
Kisah spiritual Prabu Brawijaya V
Gunung Lawu dipercaya sebagai tempat moksa (menghilang secara spiritual) Prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit. Di puncak Hargo Dalem dan Hargo Dumilah, terdapat petilasan yang sering dikunjungi peziarah, terutama pada malam 1 Suro. Mereka melakukan meditasi dan ritual untuk mencari berkah.
Selain itu, terdapat Sumur Wudu Bertuah yang dipercaya membawa keberuntungan bagi yang meminum airnya dengan niat baik. Ada pula Sendang Drajat, mata air yang konon bisa membuat awet muda jika diminum dengan tulus.
Kepercayaan ini membuat Gunung Lawu tidak hanya menjadi destinasi pendakian, tetapi juga tempat pencarian spiritual.