Tidak hanya merumput, berburu hewan di area tersebut juga dilarang. Sebab, satwa-satwa ini seringkali menjadi indikator alami akan perubahan aktivitas gunung.
Contohnya jika hewan-hewan mulai turun gunung secara tiba-tiba, itu bisa jadi pertanda akan ada aktivitas vulkanik yang makin meningkat.
BACA JUGA: Mitos tentang Uban Rambut, Dicabut Bikin Lebih Banyak? Simak Faktanya
BACA JUGA: Bikin Enteng Jodoh? Ini Fakta di Balik Mitos Curi Bunga Melati dari Pengantin
3. Keamanan dan Mitigasi Bencana
Mitos terkenal di lereng Merapi satu ini terutama di area-area tertentu sangat dekat dengan zona bahaya ketika ada erupsi. Maka dari itu, masyarakat diminta agar jangan merumput karena bisa berisiko pada keselamatan.
Mitos tersebut dibentuk bukan sekedar kepercayaan tahayul, namun juga bisa jadi bentuk pencegahan hal-hal tak diinginkan disekitaran zona bahaya. Jadi, masyarakat bisa menjaga diri dari potensi bahaya letusan dan lainnya saat gunung aktif.
4. Menjaga Keharmonisan dengan Alam
Makna dibalik mitos larangan merumput di lereng Merapi ini khususnya bagi masyarakat Jawa, memiliki filosofi hidup yang kuat tentang menjaga keharmonisan dengan alam (harmoni alam). Masyarakat percaya bahwa gunung jadi sumber kehidupan dan juga ancaman.
Maka dari itu, masyarakat berupaya untuk terus bersikap hormat dan menjaga lingkungan. Salah satunya dengan tidak merumput, agar tidak merusak bagian dari gunung secara alami.
BACA JUGA: Fakta dan Mitos Larangan Keluar saat Maghrib, Ada Jin Berkeliaran?
BACA JUGA: 6 Mitos Unik dan Aneh yang Dipercaya Bisa Mengusir Hujan
Penutup
Sejumlah mitos yang beredar bukan sekedar cerita seram atau mistis. Namun lebih ke himbauan ke masyarakat agar menjaga lingkungan sekitar, serta menjaga diri dari potensi bahaya letusan gunung sewaktu-waktu.
Itulah beberapa makna dibalik mitos larangan merumput di lereng Merapi. Jadi, bagaimana tanggapan Anda?