Bikin Enteng Jodoh? Ini Fakta di Balik Mitos Curi Bunga Melati dari Pengantin

Bikin Enteng Jodoh? Ini Fakta di Balik Mitos Curi Bunga Melati dari Pengantin

Mitos Mencuri Bunga Melati dari Pengantin--

radartegal.com - Dalam budaya masyarakat Indonesia, khususnya Jawa, banyak mitos unik yang masih dipercaya hingga sekarang. Salah satunya adalah mitos mencuri bunga melati dari pengantin yang disebut-sebut bisa membuat seseorang lebih mudah mendapatkan jodoh. 

Meski mitos mencuri bunga melati dari pengantin terdengar tidak masuk akal, kepercayaan ini cukup populer. Terutama di kalangan anak muda yang merasa jodohnya tak kunjung datang.

Konon, bunga melati yang dipakai pengantin, baik sebagai hiasan kepala, kalung, atau taburan di pelaminan memiliki “aura pengasihan” karena telah melalui prosesi sakral. Mitosnya, jika seseorang berhasil mencuri bunga melati dari pengantin, maka dalam waktu dekat ia akan segera dipertemukan dengan jodohnya.

Dalam artikel Radartegal berikut ini, akan mengulas fakta dibalik mitos mencuri bunga melati dari pengantin. Simak informasi selengkapnya di bawah ini dengan seksama.

BACA JUGA: Mitos dan Fakta Pesawat Dilarang Terbang di Atas Kabah, Ini Alasan dan Klarifikasinya

BACA JUGA: Mitos Aneh Gunung Kemukus Jateng, Ada Ritual Seks 7 Kali Beturut-turut Tiap Jumat Pon?

Mitos Mencuri Bunga Melati dari Pengantin

Masyarakat Jawa kebanyakan percaya jika mencuri melati dari untaian bunga yang dipakai pengantin membuat enteng jodoh. Bahkan hingga saat ini masih ada yang percaya akan mitos itu.

Bunga melati selain harum wanginya, juga melambangkan kebaikan seperti kesucian, ketulusan, kerendahan hati dan kesederhanaan. Orang tua jaman dulu mengatakan jika mengambil rangkaian bunga melati atau kuncup bunga kantil milik pengantin wanita maka akan segera menyusul menikah.

Ketika mengambilnya pun harus tanpa sepengetahuan pengantin, karena apabila ketahuan maka khasiatnya akan berkurang. Mitos ‘mencuri’ bunga melati pengantin ini banyak dilakukan oleh masyarakat terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sudah banyak orang yang gagal mempraktikannya, karena ujung bunga melati atau kembang kantil ini dijalin dengan kuat dengan benang dalam satu rangkaian hiasan kepala. Alhasil, meski dilakukan secara diam-diam, mau tidak mau harus menggunakan sedikit tenaga agar bunga melati dapat terlepas dengan sempurna. 

BACA JUGA: Jangan Anggap Remeh! Mitos Sering Bangun Tengah Malam Bisa Jadi Alarm dari Alam Bawah Sadar?

BACA JUGA: Mitos dan Kepercayaan Unik Warga Desa tentang Gerhana Bulan

Tapi pada kenyataannya, tindakan tersebut justru dapat membuat si pengantin sadar bahwa ada seseorang yang hendak mengambil hiasan bunganya. Menanggapi hal tersebut, budayawan asal Solo Mufthi Rahardjo, mengungkapkan bahwa mitos itu tidak sepenuhnya benar.

"Memang benar ada hal seperti itu, bisa mengambil bagian dari janur, pisang raja, dan juga bunga melati. Tapi saat mengambil, harus minta izin (ambil bunga). Sekalipun tidak ada orangnya, saat mengambil janur atau pisang raja tetap harus diikrarkan,” jelasnya sebagaimana dikutip dari sebuah sumber.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: