Dedi menilai aksi tersebut menunjukkan betapa mudahnya seseorang kehilangan empati hanya demi fanatisme sempit. Ia menyayangkan orang-orang tersebut terlalu mengedepankan ego dalam membela klub sepak bola, tetapi abai terhadap penderitaan warga di sekitarnya.
BACA JUGA:Viral! Pengguna Raup Rp1.609.000 dari Aplikasi Penghasil Uang Tercepat Hanya dengan Trik Ini
BACA JUGA:Video Viral Tiang Listrik Hampir Roboh di Brebes, Ini yang Sebenarnya Terjadi
"Yang paling penting adalah bahwa hilangnya nalar rasa, hilangnya hati dan hilangnya cinta pada orang yang terlalu mengedepankan ego untuk membela klubnya, tetapi mengabaikan fakta derita yang dihadapi oleh warga di hadapan matanya," cetusnya.
Dedi tak menampik bila tindakan tegasnya malam itu bisa berujung pada penilaian negatif terhadap dirinya. Dia pun memprediksi akan disebut sebagai pemimpin yang emosional.
"Kemarahan saya akan di-framing jadi pemimpin yang emosional dan dibawa ke mana-mana. Bagi saya itu tidak penting. Silakan saja, tapi mendidik rakyat bagi saya jauh lebih penting dari sekadar popularitas dan elektabilitas," tutupnya.