Kholid juga meninjau langsung fasilitas yang ada, dari etalase jamu, ruang proses dan penyimpanan bahan jamu, ruang apoteker hingga ruang pemeriksaan pasien. Bertemu langsung dengan pasien WKJ, Kholid pun menanyakan testimoni tentang pelayanan dan khasiat jamu yang diberikan WKJ.
“Sampeyan sudah berapa lama periksa di WKJ, dan menurut sampeyan apa ada pengaruhnya setelah berobat di WKJ,” tanyanya.
ARS Kuntowibowo, pasien yang ditanya pun memberikan pengalamanannya. Ia mengenal WKJ sudah cukup lama sekitar tahun 2014, dan saat mengobati gangguan kreatinnya ia mendapatkan hasil yang memuaskan.
Demikian pula dengan kista yang dialami istrinya dapat dihilangkan dalam waktu enam bulan melalui pengobatan jamu di WKJ. Dari kunjungan tersebut, Kholid pun mengimbau agar warga Kabupaten Tegal khususnya untuk tidak ragu untuk mengunjungi WKJ.
“WKJ Kalibakung merupakan potensi yang penting di Kabupaten Tegal, sehingga harus dikembangkan apalagi jamu yang dijadikan obat ini dijamin aman, karena sudah diuji klinis dan tersaintifikasi melalui penelitian laboratorium. Kami mengimbau agar masyarakat tidak ragu untuk ke WKJ,” imbaunya
Sementara itu, Kepala WKJ Kalibakung Firsty Umar Firmansyah berharap agar pemerintah daerah dapat mendukung regulasi agar desa dapat mengalokasikan anggaran terkait sosialisasi pelayanan Kesehatan di desa. Saat ini, permintaan pelayanan WKJ di desa masih bersifat inisiatif dari kepala desa, seperti yang dilakukan oleh Desa Wringin Jenggot dan Talok.
Umar juga menyampaikan bahwa kini WKJ berubah status menjadi BLUD namun operasionalnya masih menunggu legalitas dan perda pendukungnya, yaitu perbup tarif, perbup standar pelananan minimum, perbup rencana strategis dan perbub tata kelola.