Radartegal.com - Makan sambil tidur adalah kegiatan yang sering kali dikaitkan dengan berbagai mitos dan kepercayaan dalam masyarakat Indonesia.
Sebagian besar mitos makan sambil tidur ini lebih berfungsi sebagai bentuk pengajaran budaya, yang mengingatkan orang untuk menjaga etika makan dan kesehatan.
Meskipun sering dianggap sebagai kebiasaan yang tidak baik, penting untuk memisahkan mana yang berbasis pada fakta medis dan mana yang hanya merupakan kepercayaan semata.
Berikut ini kita akan membahas berbagai mitos makan sambil tidur yang berkembang serta alasan medis di baliknya, serta memberikan pandangan yang lebih objektif mengenai kebiasaan tersebut.
BACA JUGA: Mitos Telinga Berdenging, Antara Kepercayaan dan Penjelasan Medis
BACA JUGA: 5 Tanaman Hias Ini Mitosnya Bisa Bawa Keberuntungan untuk Pemiliknya
Mitos umum yang beredar
Salah satu mitos paling populer yang sering didengar adalah bahwa orang yang makan sambil tidur akan berubah menjadi ular. Mitos ini banyak beredar di kalangan anak-anak, dengan tujuan untuk mengajarkan mereka tentang pentingnya makan dengan cara yang baik dan sopan.
Menurut kepercayaan ini, makan sambil tiduran mencerminkan sifat malas dan tidak menghargai makanan, yang dianggap dapat menurunkan nilai moral seseorang.
Meskipun mitos ini terdengar sangat fantastis, di baliknya tersirat pesan moral yang bertujuan untuk menumbuhkan sikap disiplin dan penuh perhatian terhadap cara makan yang baik.
Selanjutnya, ada mitos yang lebih berfokus pada rezeki, yaitu bahwa makan sambil tidur dapat menyebabkan rezeki menjauh.
BACA JUGA: 5 Kebiasaan yang Mitosnya Cepat Bikin Putus Cinta, Ada yang Relate?
BACA JUGA: Mitos Ular di Berbagai Dunia, Jadi Simbol Kebaikan sampai Kematian
Kepercayaan ini berkaitan dengan pandangan bahwa makanan adalah berkah yang harus dihargai, dan jika seseorang tidak menghormati makanan dengan cara makan yang benar, maka berkah tersebut akan hilang.
Mitos ini juga berfungsi untuk mengajarkan masyarakat untuk lebih menghargai makanan dan tidak menganggapnya sebagai hal yang remeh.