BACA JUGA: Seorang Guru SD Diringkus Densus 88, Bersama 2 Terduga Teroris Lain di Sumenep
Walau sudah dibubarkan, tapi Mundzir belum mendapat pernyataan resmi dari pimpinannya untuk mengarah ke organisasi mana. Namun demikian, eks anggota Jamaah Islamiyah di Karesidenan Pekalongan sudah banyak yang berkiprah positif dan masuk ke organisasi lain.
"Prinsipnya, kita akan mencerdaskan anak bangsa melalui lembaga-lembaga pendidikan kami," sambungnya.
Anggota Tim Pembubaran Jamaah Islamiyah Aslam menyatakan bahwa pembubaran ini merupakan langkah yang baik. Deklarasi ini sudah menjadi keputusan bersama para pendiri, tokoh dan pimpinan eks JI.
"Kita menyambut baik langkah ini. Semoga ke depan eks JI bisa memberikan kebaikan untuk kemaslahatan umat," ujarnya.
Dia mengisahkan, sebenarnya ketika Jamaah Islamiyah masih aktif, program kerjanya yakni, dakwah untuk masyarakat, lembaga pendidikan dan kegiatan yang bersifat askari atau kemiliteran.
Diakuinya, bahwa pelaku pengeboman sebagian memang dari lembaga yang dibubarkan ini.
Sedangkan JI ini, didirikan di Malaysia pada 1 Januari 1993. Para pendiri ini kemudian memiliki murid yang tersebar di Indonesia.
"Tapi pembubaran ini, kami sangat senang. Semoga ke depan eks anggota JI bisa lebih baik lagi," imbuhnya.
Sementara, setelah membacakan deklarasi pembubaran, para anggota eks JI ini bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Pembubaran yang dihadiri seluruh eks anggota Jamaah Islamiyah dari Brebes, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Pemalang, Pekalongan hingga Batang ini mendapat penjagaan ketat dari anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror dan sejumlah anggota Polres Tegal.