Ini menunjukkan bahwa mereka mampu memanfaatkan waktu dengan aktivitas yang memperkaya jiwa, mulai dari hobi, perjalanan, hingga mengejar impian yang tak perlu diperlihatkan ke publik.
Menghindari perbandingan sosial
Media sosial sering kali menjadi arena perbandingan. Melihat pencapaian, liburan, atau kehidupan ideal yang dipajang oleh orang lain kadang membuat perasaan tidak nyaman muncul. Bagi mereka yang lebih jarang update, menghindari perbandingan sosial menjadi pilihan untuk menjaga perasaan tetap positif.
BACA JUGA: 5 Tren Penyakit yang Dialami Gen Z dengan Pola Hidup Tidak Sehat
BACA JUGA: Cari Kerja Susah? Ini 7 Usaha yang Cocok untuk Gen Z di Tahun 2024
Dengan tidak terlalu sering terpapar unggahan orang lain, mereka dapat lebih fokus pada pertumbuhan diri tanpa harus membanding-bandingkan hidupnya.
Menurut para pakar psikologi, kebiasaan ini membantu seseorang untuk lebih menerima diri, menikmati proses, dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki.
Kesadaran diri yang tinggi
Orang yang jarang update status sering kali memiliki tingkat pemahaman diri yang lebih kuat. Mereka tidak merasa perlu mencari pengakuan atau validasi dari dunia maya. Mereka cenderung lebih percaya pada keputusan, pandangan, dan nilai-nilai yang dipegang sendiri.
Alih-alih mengukur kebahagiaan lewat jumlah like atau komentar, mereka memahami bahwa kepuasan diri datang dari dalam. Ada keindahan tersendiri dalam kemampuan menerima diri apa adanya dan tidak terpaku pada pandangan orang lain.
BACA JUGA: 5 Bahaya Kebiasaan Buruk Gen Z yang Mempengaruhi di Masa Depan
BACA JUGA: 7 Tips Sehat ala Dr Tirta, Gen Z yang Suka Makan Junk Food Wajib Tahu
Lebih selektif dalam berbagi
Bukan berarti mereka yang jarang update anti terhadap media sosial. Mereka mungkin saja berbagi momen tertentu, tetapi dengan selektivitas yang lebih ketat. Hanya momen-momen penting yang diunggah, dan itupun terbatas pada orang-orang yang betul-betul dekat.
Mereka menjaga agar kehidupan pribadi tetap menjadi privasi, yang hanya dibagikan pada mereka yang berarti. Pilihan ini membentuk hubungan yang lebih intim dengan orang-orang di sekitarnya.
Apa yang bisa dipelajari?
Menjaga keseimbangan hidup
Terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial bisa berdampak negatif pada kesehatan mental. Pengguna yang jarang update status menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak harus datang dari layar ponsel. Sebaliknya, menjaga keseimbangan antara dunia maya dan nyata bisa memberikan kebahagiaan yang lebih dalam.
Dengan menjauhkan diri dari ketergantungan pada media sosial, mereka bisa mengisi waktu dengan aktivitas yang lebih produktif dan membawa manfaat jangka panjang bagi kesejahteraan mental dan emosional.
BACA JUGA: 7 Cara Mencegah Trend Cuci Darah di Usia Muda, Gen Z Wajib Hati-hati!
BACA JUGA: Cara Mengatasi Stres dan Kecemasan pada Remaja Gen Z