Berdasarkan hasil analisis data, terdeteksi adanya penurunan suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian ekuator tengah-timur yang lebih dingin dari kondisi normal.
Fenomena ini mengindikasikan adanya peluang terjadinya La Nina, meskipun kondisi tersebut masih terus dipantau perkembangannya.
Jika fenomena La Nina benar-benar terjadi, maka masyarakat perlu bersiap menghadapi peningkatan curah hujan yang signifikan.
BACA JUGA: Pemerintah Siapkan Asuransi Petani Khusus La Nina
BACA JUGA: La Nina Picu Musim Penghujan Datang Lebih Awal, Ganjar Susun Peta Bencana dan Siapkan Posko
BMKG memprediksi bahwa curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia dapat meningkat hingga 20-40% dibandingkan dengan kondisi normalnya. Kondisi ini diperkirakan akan terjadi pada beberapa periode dalam beberapa bulan ke depan.
Mengingat potensi dampak negatif dari fenomena La Nina, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan selalu mengikuti informasi cuaca terkini.
Masyarakat dihimbau untuk melakukan berbagai upaya mitigasi bencana, seperti membersihkan saluran drainase, tidak membangun rumah di daerah rawan bencana, dan menyiapkan perlengkapan darurat.
Dengan kesiapsiagaan yang baik, diharapkan masyarakat dapat meminimalisir dampak buruk dari bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi.
BACA JUGA: Suhu di Indonesia Tembus 38,4 Derajat, BMKG Beri Peringatan Ini
BACA JUGA: Tak Banyak yang Tahu, Stasiun BMKG di Tegal Sekarang Statusnya Jadi Meteorologi Maritim
Mengingat potensi dampak negatif yang ditimbulkan oleh fenomena La Nina, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti informasi terkini dari BMKG.
Pemerintah dan berbagai pihak terkait juga perlu mempersiapkan langkah-langkah mitigasi bencana untuk mengurangi risiko kerugian yang lebih besar.
Dengan demikian, kita dapat lebih siap menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, termasuk fenomena La Nina.