SLAWI, radartegal.id - Untuk mendongkrak produktivitas panen di Kabupaten Tegal, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) memberikan alat bantu modern kepada petani. Alat tersebut berupa Combine Harvester untuk kelompok tani di wilayah pantura.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Tegal Agus Sukoco mengatakan, kedatangan mesin Combine Harvester berasal dari pengalaman para petani yang menggunakan jenis Bimo 11 Plus.
"Ini juga dayanya yang termasuk paling tinggi yang dapat mengefisiensi hasil panen untuk padi," ungkapnya, Selasa, 20 Agustus 2024.
Atas bantuan ini, Ketua Kelompok Tani Sidorejo Guntur merasa bersyukur atas alat bantu modern dari Pemerintah Kabupaten Tegal untuk kelompok tani di Desa Sidoarjo Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal.
BACA JUGA: Jejak Masa Kejayaan Tegal di Era Kesultanan Mataram Islam, Dulu Raja di Sektor Pertanian
"Dengan adanya ini, kami merasa terbantu khususnya bagi petani di wilayah Pantura," tuturnya.
Alat Combine Harvester itu merupakan mesin panen yang dapat memotong, memegang, merontokkan dan membersihkan dalam satu waktu. Alat bantu tersebut diserahkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tegal Amir Makhmud kepada kelompok tani Sidorejo Desa Sidoarjo Kecamatan Suradadi.
Penyerahan tersebut dilakukan di halaman belakang Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Tegal, Selasa, 20 Agustus 2024. Dalam kesempatan itu, Sekda berujar alat panen yang dapat membantu kelompok tani tersebut diharapkan menjadikan proses pemanenan yang dilakukan kelompok tani menjadi lebih efesien.
"Selama ini pada saat proses panen untuk tenaga kerjanya di Kabupaten Tegal sudah tidak ada. Justru mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah," ujarnya.
BACA JUGA: Pemkab Brebes Gelontorkan Alat dan Mesin Pertanian, Pj Bupati Bilang Begini
BACA JUGA: Lahan Pertanian Dan Luas Tanam Berkurang, Produksi Bawang Merah di Brebes Turun
Oleh karena itu, kata Sekda, dengan hadirnya alat bantu Combine Harvester diharapkan tidak perlu lagi mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah.
"Setiap kali panen, selalu mengimpor tenaga kerja dari luar. Apalagi di Pantura, mereka sudah terserap industri, sehingga tidak ada lagi buruh tani yang mau memanen. Oleh karenanya, bantuan ini dapat menjadi solusi bagi para petani dengan hasil yang bagus," cetusnya.