Sambut HUT RI ke-79, Staf Khusus BPIP Ajak Pemuda Kembali ke Visi Para Founding Fathers

Minggu 11-08-2024,17:00 WIB
Reporter : Khikmah Wati
Editor : Khikmah Wati

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP ini pun mengajak pemuda untuk melakukan refleksi dalam kegiatan yang digelar Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) dan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiah (PDNA) Kabupaten Malang tersebut.

BACA JUGA: Jadi Panduan Fundamental, Antonius Benny Susetyo Tekankan Pentingnya Pendidikan Pancasila

BACA JUGA: Romo Benny Setuju Saifuddin Ibrahim dan Penista Agama Harus Segera Diproses Hukum

Selain Benny, hadir sebagai narasumber dalam acara ini Nurbani Yusuf, sebagai ketua MUI Kota Batu, serta Staf Ahli Pusat Pendidikan dan Pelatihan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Pendiri Komunitas Padhang Makhsyar, dan moderator yaitu Ibnu Rizal. 

Nurbani Yusuf menyatakan bahwa Soekarno sampai kepada Puan Maharani adalah bagian dari keluarga Muhammadiyah. 

"Soekarno itu murid dari K.H. Ahmad Dahlan, beliau punya nomor bangku. Ibu Fatmawati adalah bagian dari Muhammadiyah, aktivis Aisyiah, dan beliau adalah yang menjahit Sang Saka Merah Putih. Ayah dari Ibu Fatmawati adalah konsul dari Muhammadiyah di Bengkulu. Hal-hal ini hilang di kita, sehingga mudah kita mengganggap Bu Mega dan Bu Puan, misalnya, bukan bagian dari Muhammadiyah. Padahal dari kakeknya, semua bagian dari keluarga Muhammadiyah," serunya. 

Nurbani menekankan benar bahwa pemuda-pemudi Muhammadiyah sudah kurang mengenal sejarah dan pengetahuan tentang Muhammadiyah. 

BACA JUGA: Istana IKN Dianggap Mistis dan Mirip Jack di Oggy and The Cockroaches, Nyoman Nuarta Bilang Begini

BACA JUGA: Catat Sejarah, Duplikat Bendera Pusaka dari Jakarta Akhirnya Tiba di Istana IKN untuk Pertama Kali

"Tidak banyak yang tahu pemuka Muhammadiyah, banyak yang hilang, dianggap malah menjadi mitos. Ki Bagus Hadikusumo, yang mengikut serta dalam pembentukan Pancasila, hilang dan dilupakan. Itu seharusnya diingat terus menerus, baik tokohnya dan jasa-jasanya." 

Dia pun mengusulkan, untuk para pemuda-pemudi Muhammadiyah, untuk berbicara dan berdialog dengan generasi sebelumnya, untuk menjalin pengetahuan dan persahabatan. 

"Hal yang saya usulkan kepada teman-teman semua, datang pada PDMN dan PDNA yang lama, sehingga tidak ada gap. Mendekatkan hati, dan pemikiran semua, sehingga tidak lagi ada misinformasi dan disinformasi," tutupnya. 

Kategori :