BOJONG, radartegal.id - Sejarah Desa Tuwel di Tegal menyimpan kisah heroik dari mantan pasukan Mataram yaitu Mbah Rindik yang diperintahkan oleh Ki Gede Sebayu. Konon karena perjuangannya, terdapat mata air yang tidak pernah habis sampai sekarang.
Sebelum membahas lebih lanjut tentang sejarah Desa Tuwel di Tegal, penting untuk diketahui jika desa ini merupakan salah satu dari 17 desa di wilayah Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal. Tuwel merupakan pusat kecamatan, dan terletak 27 km dari ibu kota kabupaten Tegal.
Untuk mengetahui sejarah Desa Tuwel di Tegal, simak tulisan ini sampai akhir. Karena di sini akan ada ulasan mengenai hal itu.
Sejarah Desa Tuwel di Tegal ini juga masih berkaitan dengan tokoh pendiri Kabupaten Tegal Ki Gede Sebayu, dan Syaikh Abdul Hamid atau Mbah Rindik. Berikut ulasannya.
BACA JUGA: Sejarah Stasiun Pertama di Brebes, Sudah Ada Sejak Abad ke-19 saat Masa Kolonial Belanda
BACA JUGA: Menyusuri Sejarah Sultan Amangkurat 1 di Tegal, Raja Mataram Islam yang Menyimpan Kisah Kelam
Sejarah Desa Tuwel di Tegal
Sejarah Desa Tuwel di Tegal dimulai saat wilayah Tegal baru dibuka. Kemudian Ki Gede Sebayu sangat membutuhkan pasokan air untuk mengairi lahan-lahan pertanian warga.
Untuk itulah, sebagai bupati pertama Tegal, Ki Gede Sebayu meminta bantuan tiga orang ‘dugdeng’ untuk mengupayakan pengairan ini. Untuk pengairan wilayah barat ke selatan, dipercayakan kepada Mbah Mayakerti (Bumijawa), wilayah barat ke utara dipasrahkan kepada Mbah Siketi (Dukuh Benda), dan wilayah tengah ke timur kepada Mbah Rindik (Tuwel).
Karena debit air Sungai Gung kecil sehingga Ki Gede Sebayu memerintahkan Mbah Rindik untuk menelusuri Sungai Gung guna memperbesar debit air sekaligus berdakwah menyebarkan agama Islam.
Dalam perjalanannya, Mbah Rindik sampai di sebuah wilayah yang luas dan cocok untuk dijadikan permukiman yang kini dikenal dengan nama Desa Tuwel. Nama Desa Tuwel sendiri konon berasal dari kata bahasa Arab, Thowil, yang artinya luas.
BACA JUGA: Sejarah Perkembangan Pasar Alun-alun Tegal, Ternyata Sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan Mataram
Mbah Rindik pun mulai menyusur bantaran Kali Gung yang berhulu dari Gunung Slamet. Di sebuah air terjun sisi selatan Dusun Guci, dia bermujahadah.