Sejarah Kali Pemali Brebes, Sungai dengan Banyak Pantangan yang Tidak Boleh Dilanggar

Minggu 16-06-2024,17:06 WIB
Reporter : Aditya Saputra
Editor : Teguh Mujiarto

BREBES, radartegal.id - Kali Pemali, yang dikenal sebagai sungai terpanjang di Jawa Tengah, sejarah Kali Pemali Brebes memiliki cerita mitos yang kaya dan menarik. 

Sungai ini berhulu di Desa Winduaji, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes. Dengan sejarah Kali Pemali Brebes ini bagi kalian yang masih awam menjadi tahu asal usulnya.

Kali Pemali tidak hanya memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat setempat, tetapi juga menyimpan berbagai cerita legenda dan sejarah di budaya lokal.

Berikut ini kami telah merangkum cerita sejarah Kali Pemali Brebes yang kami kutip dari berbagai sumber. Simak ulasan lebih lanjut berikut ini.

BACA JUGA: Sejarah dan Mitos Desa Jalawastu Brebes, Adat Istiadat yang Masih Dilestarikan dari Dulu hingga Sekarang

BACA JUGA: Jejak Sejarah Telur Asin Brebes, Sisa Tradisi Tionghoa yang Masih Lestari Hingga Saat Ini

Asal Usul Nama Kali Pemali

Nama Kali Pemali memiliki makna yang mendalam dan berasal dari sejarah serta larangan-larangan yang ada di masyarakat setempat. Pada awalnya, sungai ini dikenal dengan nama Sungai Baribis. 

Gunung Baribis, yang terletak di antara daerah Salem dan Bantarkawung, menjadi sumber dari berbagai larangan atau "pamali" yang ada di masyarakat. 

Menurut cerita, Sungai Baribis dianggap sakral dan dihuni oleh buaya. Oleh karena itu, orang tua zaman dahulu sering melarang anak-anak mereka untuk bermain atau mendekati sungai tersebut. Nama "Pemali" kemudian digunakan untuk menegaskan larangan ini, yang secara harfiah berarti "pantangan."

Mitos dan Legenda

Masyarakat Brebes memiliki berbagai mitos dan legenda yang terkait dengan Kali Pemali. Salah satu cerita yang terkenal adalah tentang keberadaan siluman lembudana-lembudini, makhluk mistis yang memiliki badan ular dan berkepala kerbau. 

Selain itu, ada juga cerita tentang Ratu Nagamaesa, penguasa mistis dari Kali Pemali yang diyakini mengendalikan arus sungai dan memberikan berkah atau kutukan kepada mereka yang tidak menghormati sungai tersebut.

BACA JUGA: Sejarah Telaga Ranjeng dan Mitos Ikan Kramatnya yang tidak Boleh Diambil

Kategori :