Sejarah Desa Semedo di Tegal, Bukti Peradaban Zaman Purba Ada di Indonesia

Selasa 11-06-2024,16:43 WIB
Reporter : Yanuar Eko Bahari
Editor : Teguh Mujiarto

TEGAL, Radartegal.id - Berikut sejarah desa Semedo yang berada di Tegal, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Tegal. Wilayah ini memiliki keunikan karena banyak ditemukan tulang dari zaman purba.

Sehingga museum Semedo berdiri di wilayah ini dan menjadi objek wisata yang menarik berbagai pengunjung luar daerah. Sejarah desa Semedo menurut masyarakat berasal dari makam Mbah Semedo yang berada dipuncak bukit.

Meskipun terkenal dengan objek wisata museum Semedo, ada sisi lain yang membuat penasaran yaitu makam mbah Semedo yang berada dipuncak bukit. Konon sejarah desa Semedo berasal dari wali yang pertama kali menemukan daerah Tegal ini.

Daerah pedesaan ini dikelilingi hutan yang subur serta tumbuhan hijau di atas tanah yang berbukit dan lebat. tak heran sejarah desa Semedo di Tegal menjadi awal zaman pelahiran antara zaman kewalian ke zaman kemerdekaan.

BACA JUGA: Selain Penghasil Shuttlecock, Sejarah Desa Lawatan di Tegal Ternyata Punya Hubungan dengan Kerajaan Demak

BACA JUGA: Sejarah Desa Bumijawa di Kabupaten Tegal, Rumorsnya Masih Ada Hubungannya dengan Kerajaan Galuh Purba

Sejarah desa Semedo di Tegal

Mengenai sejarah desa Semedo di Tegal yang berkaitan dengan Mbah Semedo, dikisahkan pada masa Walisanga, di kerajaan Cirebon puteri dari Sultan Cirebon mengalami sakit yang tidak kunjung sembuh. Untuk mengobatinya Sultan mengumumkan sayembara bahwa sesiapa yag dapat menyembuhkannya akan mendapat hadiah.

Di Jayakarta, Kanjeng Pangeran Surahadikusumo, yang berdakwah Islam, mendengar kabar ini dan mengingat dia memiliki keahlian tentang tabib/ kesehatan berniat untuk membantu sang Sultan. Berangkatlah dia ke timur menuju Cirebon untuk mengobati sang puteri.

Dengan seijinNya, sang puteri dapat disembuhkan, dan dia sementara waktu bermukim di daerah Cirebon. Ternyata sang sultan lupa akan janjinya dan tidak segera memberi hadiah kepada K.P. Surohadikusumo. 

BACA JUGA: Sejarah Desa Kesuben Lebaksiu Tegal, Penghasil Buah Dukuh Terbanyak!

BACA JUGA: Mitos Sejarah Desa Sirampog di Brebes, Dipercaya Air Mandi Amangkurat II dan Pelarian Nyai Rantamsari

Ketika dia mencoba menghadap untuk meminta hadiah yang dijanjikan, bukannya medapat sambutan namun justru dihardik untuk pergi dari wilayah Cirebon.

Karena menanggung malu (lingsem) beliau mengalah dan pergi ke arah timur dan menemukan tempat yang cocok untuk tinggal yaitu di daerah Semedo. Sampai akhir hayatnya beliau mengajarkan Ilmu Agama dan mendakwahkannya di sekitar wilayah Semedo.

Kategori :