Sejak konflik terbaru ini dimulai, jumlah korban di Gaza terus meningkat, dengan banyak di antaranya adalah warga sipil termasuk wanita dan anak-anak. Lembaga-lembaga kemanusiaan telah menyerukan gencatan senjata segera dan akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke daerah yang terdampak.
Banyak Demo di Kota Israel
Sementara itu, Netanyahu terus menghadapi tekanan politik yang semakin besar di dalam negeri. Demonstrasi besar-besaran terjadi di berbagai kota di Israel, menuntut diakhirinya kekerasan dan diadakan perundingan damai.
Para demonstran menilai bahwa kebijakan agresif Netanyahu hanya memperburuk situasi dan menambah penderitaan bagi kedua belah pihak.
Di tengah situasi yang semakin memburuk, upaya diplomasi internasional terus digalakkan. Negara-negara seperti Mesir, Qatar, dan Turki berusaha menjadi penengah untuk mengurangi ketegangan dan memfasilitasi dialog antara Israel dan Hamas.
BACA JUGA: Deretan Negara yang Kecam Israel, untuk Hentikan Serangan yang Brutal ke Rafah
BACA JUGA: Erdogan Undang Pemimpin Dunia Salat Jumat Pertama di Hagia Sophia
Namun, hingga kini, belum ada tanda-tanda kemajuan yang signifikan dalam upaya mencapai kesepakatan damai.
Erdoğan juga mengingatkan dunia bahwa situasi di Palestina bukan hanya masalah regional, tetapi merupakan masalah kemanusiaan yang membutuhkan perhatian global.
Turki Mendukung Kemerdekaan Palestina
Dia menegaskan bahwa Turki akan terus mendukung perjuangan Palestina dan menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengambil tindakan tegas terhadap Israel.
"Dunia tidak boleh diam melihat ketidakadilan yang terjadi di Palestina. Ini adalah ujian bagi kemanusiaan kita. Turki akan terus berdiri bersama rakyat Palestina dan memperjuangkan hak-hak mereka di setiap forum internasional," kata Erdoğan yang dilansir Turkish Presidential Office Handout.
Erdoğan juga menyoroti peran media dalam melaporkan konflik ini. Dia mengkritik beberapa media internasional yang dinilainya berpihak dan tidak objektif dalam melaporkan situasi di Gaza.