Radartegal.id - Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, mengutuk keras serangan Israel yang terjadi di Rafah, Gaza Selatan, pada Minggu, 26 Mei 2024. Serangan tersebut menewaskan 50 warga Palestina.
Erdoğan bahkan mengecam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dengan menyamakannya dengan diktator Nazi Jerman Adolf Hitler. Hitler, seorang veteran Perang Dunia I dari Jerman, memulai Perang Dunia II dengan menyerang Polandia pada 1 September 1939.
Pemimpin Nazi ini mengakhiri hidupnya bersama sang istri, Eva Braun, dengan menelan kapsul sianida dan menembak kepalanya sendiri setelah Jerman kalah dalam perang tersebut. Erdoğan menilai Netanyahu gagal mengalahkan perlawanan Palestina sehingga memperluas kekuasaannya dengan melakukan genosida di Rafah.
Ia juga menyebut Netanyahu tidak akan bisa menyelamatkan dirinya sendiri dari kesengsaraan, serupa dengan nasib mantan pemimpin kuat Yugoslavia, Slobodan Milošević, terpidana genosida politisi Serbia Bosnia, Radovan Karadžić, dan Hitler.
BACA JUGA: Seruan Erdogan Terhadap PBB dan Konflik Israel Palestina, Dunia di Tangan Lima Negara
Presiden Turki
"Netanyahu dan jaringan pembunuhnya semakin terpojok di negaranya sendiri karena tidak mampu menghancurkan perlawanan heroik rakyat Palestina. Mereka mencoba memperpanjang usia politiknya dengan menumpahkan lebih banyak darah, tetapi hal itu tidak akan membawa manfaat apa pun. Sebentar lagi dia akan melihat bahwa tindakan ini sia-sia, seperti halnya Hitler yang dia kagumi, serta tiran-tiran lain dalam sejarah yang dikenang dengan kutukan," ujar Erdoğan yang kami kutip dari Turkish Presidential Office Handout Jumat, 31 Mei 2024.
Dilansir dari Kompascom Reporter on Location, Jumat, 31 Mei 2024, Erdoğan mencatat bahwa serangan Israel ke Rafah terjadi setelah Mahkamah Internasional memerintahkan penghentian segera operasi militer Israel di sana.
Dia juga menegaskan bahwa Turki akan melakukan segala upaya untuk memastikan Israel bertanggung jawab atas seluruh serangan ke Palestina. Israel membakar habis kamp pengungsian Tel Al Sultan di Rafah. Namun, militer Israel membantah telah menyerang kamp tersebut dengan sengaja.
Mereka mengklaim hanya menggunakan amunisi ringan yang disebut tidak mungkin menyebabkan kebakaran sebesar itu. Militer Israel berdalih bahwa kemungkinan besar telah terjadi ledakan di gudang senjata milik Hamas yang berlokasi dekat dengan daerah tersebut.
BACA JUGA: IDF Ketar-ketir, Negara Barat Kecam Serangan Brutal Militer Israel di Rafah
BACA JUGA: Gugat Karikatur Cabul Erdogan, Hubungan Turki dan Prancis Kian Panas
Lebih lanjut, serangan Israel ke Rafah telah menimbulkan kemarahan dunia internasional, termasuk para sekutu-sekutu dekatnya. Reaksi keras muncul dari berbagai negara yang mengecam tindakan Israel yang dianggap melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia.