Radartegal.id - Selain terkenal akan keindahan alamnya yang sangat indah, Tanah jawa juga memiliki beragam kisah mitos dan misteri yang cukup kental. Berikut ulasan mitos lelembut Tanah Jawa bisa Anda simak di bawah ini.
Tanah Jawa merupakan tanah yang berisi dengan kekayaan alam dan budayanya. Masyarakat Jawa juga dikenal dengan sikapnya yang ramah pekerja keras, hingga masih memiliki keterikatan dengan hal-hal mistis.
Disebutkan jika Tanah Jawa didiami oleh beberapa mahkluk dan entitas yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Salah satu makhluk yang paling ditakuti adalah di Tanah Jawa adalah Serat Gidungan, yang tertulis dalam suatu dokumentasi.
Lantas, seperti apakah rupa dan penjelasan makhluk lelembut (makhluk ghaib) yang menjaga dan mendiami tanah Jawa tersebut?
BACA JUGA: Mitos Begu Ganjang, Sosok Hantu Tinggi Berlidah Panjang yang Meneror Hutan Sumatra
BACA JUGA: Jejak Mitos Ilmu Rawa Rontek, Ajian Sakti Milik Sosok Legendaris Bang Pitung
Mitos lelembut tanah Jawa
Disebutkan dalam dokumentasi literasi yang mencatat informasi terkait makhluk halus, oleh Gironggo Sutratno ada makhluk halus yang disebut dengan "lelembut". Makhluk ini diceritakan menjaga wilayah Mataram dan menjadi perbicangan pada pemerintahan Susuhanan Pakubuwono ke lima.
Lelembut juga diyakini menjaga Praja atau Mataram, para raja, hingga daerah kekuasaan, dengan kesaktian yang dimiliki makhluk tersebut.
Salah satu tokoh lelembut yang paling menonjol adalah Dodol Kawit. Dodol Kawit diceritakan sebagai makhluk ghaib atau halus yang memiliki kekuatan untuk menggetarkan.
BACA JUGA: Mitos Ikan Sembilang, Benarkah Ampuh untuk Program Hamil?
Pada dokumentasi ini, Dodol Kawir didesripsikan sebagai tunggangan berupa kuda putih, berpayung, bersenjata lengkap, dan memiliki cambuk ekor ular jantan. Disebut cambuk ular itu dapat membawa malapetakan bagi siapa saja yang tersambetnya.
Selain Dodol Kawit, makhluk halus yang disebutkan dalam dokumentasi ini juga menyebutkan dua raja lelembut. Lelembut tersebut adalah Si Kluntung dan Gambir Anom yang disegani di Jawa, Bali, hingga Madura.