radartegal.id - Di balik kelezatan setiap gigitan martabak, tersimpan kisah panjang yang sarat dengan sejarah dan akulturasi budaya salah satunya sejarah Martabak di Indonesia.
Martabak, yang kini menjadi salah satu ikon kuliner Indonesia, merupakan bukti nyata dari perpaduan budaya antara berbagai etnis dan tradisi lokal.
Sejarah Martabak di Indonesia dari dua varian utamanya, martabak telur dan martabak manis, masing-masing memiliki asal usul yang unik dan menarik untuk disimak.
Sebagai sajian yang tak lekang oleh waktu, martabak terus berkembang dan beradaptasi dengan selera modern, namun tetap mempertahankan akar tradisionalnya.
Martabak telur
Lebaksiu, sebuah kecamatan di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, sering disebut sebagai tempat kelahiran martabak telur di Indonesia. Pada tahun 1935, seorang saudagar asal India tiba di Semarang dengan membawa resep martabak telur.
Saudagar tersebut menikah dengan seorang wanita lokal bernama Hajah Masli, yang kemudian melanjutkan usaha suaminya sebagai penjual martabak.
Hajah Masli memulai usahanya dengan berjualan di tempat-tempat keramaian di kota-kota besar, memperkenalkan martabak telur kepada masyarakat luas.
Martabak telur yang dijual Hajah Masli ini kemudian menjadi populer dan menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.
BACA JUGA: Kulineran Sore di Jl. Raya Penarukan Tegal, Nikmati Aneka Jajanan Tradisional Murah Meriah
Martabak manis
Di sisi lain, martabak manis memiliki sejarah yang berbeda namun tidak kalah menarik. Martabak manis pertama kali dikenal di Bangka, di mana pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I Jaya Wikrama (1724-1757)