RADAR TEGAL- Ada banyak sekali tradisi di masyarakat Tegal yang unik untuk menyambut bulan penuh berkah yaitu bulan Ramadhan. Salah satunya adalah tradisi unggah-unggahan di masyarakat Tegal yang menjadi bentuk berbagi, bersedekah, dan menjaga tali silaturahmi persaudaraan.
Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang selalu dinanti-nantikan sebagian besar orang. Apalagi terdapat beberapa tradisi yang ada di setiap daerah, salah satu tradisi yang di nantikan kedatangannya adalah tradisi unggah-unggahan di masyarakat tegal.
Pengertian dari tradisi unggah-unggahan di masyarakat Tegal ini memiliki arti kesiapan masyarakat untuk taat kepada Sang Pencipta. Selain itu, sebutan unggah-unggahan ini berasal dari kata "naik" yang juga kerap diartikan masyarakat setempat untuk menaikkan arwah dari para leluhur naik ke surga.
Tradisi unggah-unggahan di masyarakat Tegal ini, masih bisa ditemui di perkampungan-perkampungan Tegal. Konsep tradisi ini memiliki tata cara sebagai berikut.
Tata cara tradisi unggah-unggahan di masyarakat Tegal
1. Proses tradisi unggah-unggahan adalah di awali dengan ziarah terlebih dahulu ke makam para leluhur. Proses ziarah ini dapat dilakukan dengan membawa bunga untuk ditaburkan, air, menyan, dan dupa yang nantinya akan dibakar di depan batu nisan. Belakangan tradisi ziarah hanya dengan berdoa di makam.
2. Berdoa untuk mendoakan para leluhur yang sudah dahulu mendahului kita. Pada saat pelaksanaan unggah-unggahan, tempat pemakaman umum akan menjadi ramai dari biasanya karena banyak masyarakat yang berzirah.
3. Setelah berziarah, masyarakat akan berkumpul di rumah untuk melakukan kenduri bersama-sama. Pelaksanaannya masih sama yaitu membagikan makanan kepada tetangga.
Tradisi unggah-unggahan di masyarakat Tegal ini adalah tradisi yang dilakukan dengan berbagai berbagi keberkahan atau kesalehan kepada tetangga setempat maupun orang terdekat. Dalam tradisi ini, masyarakat Tegal membuat dan membagikan makanan kepada tetangga-tetangga sekitar.
BACA JUGA: 5 Persiapan Menyambut Bulan Suci Ramadhan, Jadikan Ibadah Khusuk dan Hati Tenang
Dalam tradisi unggah-unggahan di masyarakat Tegal, masyarakat akan membagikan makanan kepada tetangga yang biasanya makanan yang dibagikan berada di dalam besek, terdapat nasi dan lauk pauk seperti kluban atau urab, ikan asin, ayam, telur, tempe dan tahu. Seiring berkembangnya waktu dan zaman, meski tradisi ini masih dijalankan oleh beberapa masyarakat sekitar tetapi sudah mengalami perubahan.
Perubahan di dalam tradisi unggah-unggah di masyarakat Tegal ini yaitu, biasanya nasi yang ditaruh di besek diganti dengan nasi kotak yang isinya beragam. Adapula, yang menggantikan nasi dengan roti box atau ketan.
Kesimpulan
Tradisi unggah-unggahan di masyarakat Tegal selain menyediakan hidangan lezat, tetapi juga mengandung nilai luhur yang menjadi pondasi kehidupan masyarakat Tegal. Tradisi ini juga dapat menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap masyarakat.