RADAR TEGAL - Ternyata ada sebuah Kampung Pitu di Gunungkidul yang hanya boleh dihuni 7 keluarga saja. Untuk lokasi tepatnya ada di Kalurahan Nglanggeran, Kapanewon Patuk, Gunung Kidul.
Hal paling menarik Kampung Pitu di Gunungkidul dihuni 7 keluarga saja ternyata memang sudah ada sejak dahulu. Hingga sudah ada lima generasi yang tinggal di sana tanpa mengubah adat istiadat yang dijalani dari turun temurun. Kampung Pitu di Gunungkidul terletak di sekitar puncak Gunung Api Purba Nglanggeran. Masyarakat di sana masih memegang teguh dan kepercayaan agar tidak dihuni oleh lebih atau kurang dari tujuh keluarga. Ya seperti namanya Kampung Pitu yang hanya bisa dihuni 7 keluarga. Menurut Redjo selaku juru kunci kampung tersebut, bahwa dulunya ada sebuah keluarga yang anggota keluarganya meninggal semua karena memaksa tinggal disitu.BACA JUGA:Dusun Woto Wati Paling Unik di Gunungkidul, Pagi Telat dan Malam Lebih Cepat
Padahal kampung tersebut jumlahnya sudah pas yakni 7 keluarga. “ Sudah ada pernah kejadian disini. Dulu pernah ada orang dari luar daerah mau tinggal disini, tapi saya bilang tidak boleh. Katanya, tanah di sana milik negara, jadi ya mau ikut tinggal.” Ucap Redjo “ Setelah tinggal di situ setengah bulan, keluarganya yang berjumlah 4 orang meninggal semua” imbuhnya. Selain itu, konon katanya hanya orang- orang terpilih saja yang sanggup alias tidak semua orang betah dan kuat tinggal di Kampung Pitu. Tidak tahu sejak kapan berdirinya Kampung Pitu di Gunungkidul tersebut, tapi yang pasti kampung ini berasal dari sayembara dari keraton Yogyakarta. Yang dimana isi sayembara tersebut ialah siapa seseorang yang mampu dan kuat mengambil pusaka di pohon kinah gadung wuluh di Puncak Gunung Purba akan diberikan tanah untuk ditinggali anak cucu, namun hanya boleh dihuni 7 keluarga saja.BACA JUGA:Kampung di Madiun Ini Berpenghuni 8 Orang, Tersembunyi di Balik Gunung Wilis
Pada saat itu, sayembara dimenangkan oleh Mbah Iro Dikromo asal Banyumas yang menjadi orang pertama menghuni Kampung Pitu bersama keluarganya. Dengan berjalannya waktu, keturunan Mbah Iro Dikromo semakin banyak tapi mereka tetap memegang teguh dan kepercayaan hanya bisa ditinggali 7 keluarga saja. Jika anak cucu telah berkeluarga dan jumlah Kampung Pitu itu kelebihan, maka harus tinggal di daerah lain. Karena jika melanggar peraturan yang ada, mereka percaya nyawa taruhannya. Disisi lain, menurut masyarakat Kampung Pitu juga disana memiliki pantangan untuk tidak menyelenggarakan wayang kulit. Hal itu disebabkan gunung di sekitar desa itu diberi nama wayang, maka tidak boleh ada pertunjukan wayang kulit. Mata pencaharian di Kampung Pitu adalah petani dan beternak, tapi melihat kondisi musimnya. Semisal musim kemarau tiba, warga disana memilih beternak ayam, sapi, kambing dan jika musim hujan tiba mereka akan mengolah sawah.BACA JUGA:Mitos Atasi Cegukan yang Masih Sering Dipraktikkan, Letakkan Gula di Lidah Apa Bisa Menghentikannya?
Jika Anda ingin berlibur untuk menuju ke Kampung Pitu di Gunungkidul ini treknya cukup menantang, dan memakan waktu karena memang jalannya masih cor blok, tumpukkan bebatuan dan kebanyakan menanjak. Akses ke Kampung Pitu bisa dilalui sepeda motor atau mobil, tapi perlu diingat harus ekstra hati-hati. Suasana Kampung Pitu di Gunungkidul jauh dari keramaian dan masih asri. Kampung tersebut menawarkan keindahan alam yang memanjakan mata dan sepanjang jalan akan disuguhkan persawahan yang hijau membentang. Anda juga berburu sunrise dan menikmati indahnya Gunung Api Purba sisi barat dan Embung Nglanggeran dari ketinggian. Apakah ingin berkunjung ke sana? Demikian artikel tentang Kampung Pitu di Gunungkidul yang kami rangkum, semoga bermanfaat (*)