Namun, tak hanya sebagai objek studi, PCX Electric kemudian tampil dalam panggung kenegaraan saat KTT G20 di Bali pada tahun lalu.
Dalam acara tersebut, AHM menyerahkan 20 unit PCX Electric kepada Dinas Perhubungan Bali untuk digunakan sebagai kendaraan operasional.
Meskipun demikian, keputusan untuk tidak menjualnya secara langsung ke konsumen mungkin membuat sebagian orang bertanya-tanya, mengapa sebuah motor yang sudah diperkenalkan tidak diberikan akses kepada para pecinta motor listrik?
Kritikan harga yang terlalu mahal
Kritik terhadap harga PCX Electric yang terlalu mahal ini. Masyarakat merasa bahwa angka tersebut tidak sesuai dengan daya beli di tanah air.
Selain itu, muncul harapan agar AHM dapat mempertimbangkan ulang kebijakan tersebut agar motor listrik ini dapat dinikmati oleh lebih banyak orang.
Menyikapi hal ini, AHM mungkin perlu merenung dan membuka diri terhadap umpan balik konsumen. Pengembangan teknologi dan popularitas motor listrik seharusnya dapat diimbangi dengan ketersediaan yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
Kesimpulan
Honda PCX Electric, meski dihadirkan sebagai gebrakan teknologi, masih menemui tantangan untuk dapat diterima secara luas.
Harga yang terlalu tinggi menjadi hambatan utama yang perlu diatasi untuk membuka pintu bagi penggemar sepeda motor listrik di Indonesia.Mungkin saatnya bagi AHM untuk merenung dan mencari solusi agar PCX Electric dapat menjadi pilihan yang lebih terjangkau.
Perubahan harga dan kebijakan yang bijak dapat membantu mewujudkan visi masa depan, di mana sepeda motor listrik menjadi bagian integral dari mobilitas masyarakat Indonesia.
BACA JUGA:8 Motor Listrik Subsidi, Harganya Lebih Murah dari yang Biasa Plus Lebih Unggul Performanya
Semoga, suatu hari nanti, Honda PCX Electric dapat meramaikan jalan-jalan tanah air sebagai representasi nyata dari era keberlanjutan.(*)