RADAR TEGAL - Artikel ini akan membahas tradisi Nguntal Cindil Jawa Timur yang berarti tradisi memakan bayi tikus secara utuh dengan langsung menelannya.
Jawa Timur menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki bayak kebudayaan dan tradisi yang unik. Tak heran provinsi yang berada di sebelah timur Pulau Jawa ini ramai diminati banyak orang untuk berwisata.
Salah satu dari sekian banyak tradisi di provinsi Jawa Timur terdapat satu yang terbilang unik dan ekstrem. Tradisi itu disebut dengan Nguntal Cindil yang memiliki arti memakan bayi tikus secara utuh dengan langsung ditelan.
Banyak yang percaya tradisi Ngundal Cindil Jawa Timur memiliki khasiat dan manfaat bagi kesehatan. Salah satu manfat yang terkenal dikalangan orang yang menkomsumsi bayi tikus ini ialah dapat meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh.
Nah untuk lebih paham dari tradisi Nguntal Cindil Jawa Timur, simak penjelasan lengkapnya dibawah ini.
Melihat Lebih Dalam Tradisi Nguntal Cindil Jawa Timur
Nguntal Cindil adalah tradisi makan bayi tikus secara utuh, termasuk tulang dan bulunya. Bayi tikus yang digunakan untuk tradisi ini biasanya berumur sekitar 1-2 minggu.
Menurut masyarakat yang melakukan tradisi ini, Nguntal Cindil memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Mereka percaya bahwa bayi tikus dapat meningkatkan stamina, menambah energi, dan menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti asam urat dan kolesterol.
BACA JUGA:Mitos atau Fakta Tradisi Nguntal Cindil, Memakan Bayi Tikus Untuk Menambah Stamina
Selain itu, Nguntal Cindil juga dipercaya dapat meningkatkan kesuburan bagi pasangan yang sedang berusaha untuk memiliki anak.
Dari segi kesehatan, Nguntal Cindil sebenarnya tidak dianjurkan. Hal ini karena bayi tikus merupakan hewan pengerat yang rentan membawa berbagai macam penyakit, seperti demam berdarah, leptospirosis, dan penyakit pernapasan.
Selain itu, bayi tikus juga mengandung banyak lemak dan kolesterol yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Tradisi Nguntal Cindil Jawa Timur biasanya dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di pedesaan. Mereka biasanya melakukan tradisi ini secara rutin, seperti setiap minggu atau bulan sekali. Tradisi ini juga sering dilakukan untuk acara-acara khusus, seperti pernikahan, khitanan, dan syukuran.
BACA JUGA:5 Mitos yang Masih Dipercaya di Indonesia, Ada Kegiatan yang Bisa Menarik Makhluk Dunia Lain Datang
Di era modern seperti saat ini, tradisi Nguntal Cindil mulai ditinggalkan oleh sebagian masyarakat. Hal ini karena masyarakat semakin sadar akan bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh tradisi ini. Namun, tradisi ini masih tetap bertahan di beberapa daerah di Jawa Timur, terutama di daerah-daerah yang masih memiliki budaya tradisional yang kuat.