RADAR TEGAL - Artikel ini akan membahas informasi mengenai Rumah Pengabdi Setan yang kian menyeramkan, sampai menimbulkan berita mengenai warga lokal Pa Ujang yang diteror 3 hantu asli penunggu rumah tersebut. Simak kisah horornya dibawah ini.
Rumah Pengabdi Setan nampaknya hingga sekarang masih menjadi situs horor yang paling fernomenal di Bandung. Tak salah Joko Anwar memilih rumah ini untuk dijadikan tempat syuting film horor.
Berbicara mengenai Rumah Pengabdi Setan nampaknya asal-usul dari rumah ini tidak boleh kita lewatkan.
Jadi rumah yang dibangun ditengah perkebunan teh tersebut awalnya ditempati oleh satu keluarga asli asal Belanda yang tinggal di rumah tersebut sampai akhir khayatnya.
Setelah itu bangunan ini dipakai sebagai rumah dinas bagi kepala bagian Perkebunan Kertamanah, PTPN VIII, yang selanjuntya digunakann sebagai tempat syuting film Pengabdi Setan dan sampai sekarang tidak ditempati lagi.
Nah setelah kosong dan tidak dipakai lagi, menurut kesaksian beberapa warga yang pernah lewat di Rumah Pengabdi Setan mereka merasakan suhu atau atmosfer yang berbeda, seperti ada aura mistis yang sedang menyelimuti mereka.
Bahkan menurut kanal YouTube Rio Wijaya seorang warga lokal sebut saja Pa Ujang pernah mendapatan pengalaman menyeramkan saat melewati Rumah Pengabdi Setan.
Penasaran dengan kisah horor Pa Ujang? Langsung saja kita bahas dibawah ini:
Kisah Pa Ujang Diteror 3 Hantu Asli Penunggu Rumah Pengabdi Setan
Menurut informasi pada kanal YouTube Rio Wijaya, keluarga yang menempati rumah tersebut ialah keluarga Belanda asli.
Mereka meninggal dunia di rumah tersebut sampai hanya menyisakan rumah kosong yang termakan waktu ditengah diantara pohon-pohon pinus itu.
Tak jarang ia mengatakan banyak berita mengenai penampakan hantu menir Belanda dan hantu anak kecil yang sering mondar mandir di sekitaran halaman rumah.
Menurit Rio ia memiliki saudara disana yang bernama Pa Ujang, yang pada suatu malam ia hendak pergi menuju seuatu tempat yang jalurnya melewati Rumah Pengabdi Setan.
Saat ia pergi cuaca pada malam hari itu sedang hujan serta jalan yang Pa Ujang lalui ternyata minim penerangan.