Miliki Sejarah Panjang! Berikut Sejarah Makanan digoreng, dari Orang Tionghoa hingga Nenek Moyang Nusantara

Selasa 08-08-2023,10:48 WIB
Reporter : Ranti
Editor : Ranti

RADAR TEGAL -   Hampir semua masyarakat Indonesia tentu suka dengan makanan yang digoreng bukan. Berikut ini sejarah makanan digoreng.

Sepertinya susah apabila menjumpai orang Indonesia yang tidak pernah makan makanan yang gorengan.

Apabila Anda keliling rumah makan di berbagai penjuru Nusantara, menu makanan yang digoreng selalu menjadi menu utama.

Mulai dari ayam goreng, ikan goreng, cumi goreng, udang goreng, bakso goreng, tempe-tahu goreng,   dan masih banyak lagi.

Namun, tahukah Anda bahwa kini memasak makanan dengan menggoreng sebenarnya bukanlah karakter asli masakan orang nusantara, lho. Melansir dari goodnewsfromindonesia.id, berikut sejarah makanan digoreng.

BACA JUGA:  Jadi Kue Paling dicari Saat di Pasar, Ternyata Ini Asal-usul Kue Cucur dan Cara Membuatnya

Sejarah Makanan digoreng

Makanan yang digoreng ini baru muncul pada 200 tahun terakhir. Lalu, seperti apa sejarahnya? Simak artikel ini lebih lanjut, ya.

Asal-usul Teknik Menggoreng dari Orang Tionghoa

Melansir dari laman Historia menyebutkan bahwa metode menggoreng makanan sebenarnya berasal dari Kbudayaan Tionghoa.

Bahkan, kuali dan alat penggorengan pun dibawa oleh orang-oang Tionghoa.

Adapun menurut Thomas Holmann dalam The Land of the Five Flavors: a Cultural History of Chinese Cuisine menyebutkan bahwa menggoreng adalah salah satu teknik memasak yang sudah lama dikenal oleh orang Tionghoa. Termasuk didalamnya teknik Stir-Fry (Jian Chao) dan Deep Fry (Zha).

Hal ini juga diaminkan juga oleh ahli kuliner Indonesia yakni William Wongso dan Kevin Soemantri yang beberapa waktu lalu diinterview oleh Jurnalis Vice.

Adapun yang menjad pembeda awal teknik masakan Nusantara ini yakni jenis minyaknya.

Orang Tionghoa menggunakan minyak babi, sementara orang Indonesia menggunakan minyak kelapa yang pada saat itu masih banyak diproduksi oleh industri rumahan.

Teknik menggoreng Jian Chao yang dimaksud adalah dengan cara menumis makanan di atas sedikit minyak dengan api yang bersuhu tinggi.

Sedangkan teknik Zha merupakan mencelupkan makanan ke dalam genangan minyak goreng sama pada saat menggoreng kudapan.

Lebih lanjut, sbelumnya teknik menggoreng ini diadopsi oleh orang-orang Nusantara yakni nenek moyang kita yang dahulu memasak dengan cara mengeringkan, memanggang, merebus, emngasinkan, mengukus atau diasap.

Hal tersebut pun terabadikan dalam prasasti-prasasti Jawa Kuno maupun Bali Kuno. Misalnya saja dalam prasasti Rukam yang ditemukan di Temanggung dari abad   10 yang menyebutkan bahwa hidangan makanan baik daging dan ikan pada saat itu diolah dengan cara dipanggang dan diasinkan.

BACA JUGA:  Asal Usul Kerupuk Melarat Khas Cirebon, Awal Mulanya pada Tahun 1928

Lalu, mengapa orang Indonesia suka gorengan: minyak kelapa melimpah dan tentu saja karena enak.

Awal dari kenapa orang Indonesia suka menggoreng makanan yakni karena melimpahnya bahan baku berupa minyak kelapa sawit.

Jauh sebelum industri kelapa sawit menjamur seperti saat ini, orang-orang Nusantara pada kala itu masih memproduksi minyak kelapa secara tradisional.

Mengenai kapan tepatnya makanan digoreng beredar di masyarakat Indonesia ini disebutkan bahwa terlah ada sejak abad   19.

Hal tersebut tercatat dalam Serat Centhini (1814) yang menyebutkan bahwa pada kala itu hidangan makanan untuk sajian upcara pernikahan di Keraton Surakarta cukup beragam.

Yakni mulai dari makanan yang dibakar, dikukus, diasap, sampai digoreng.

Kemudian, menuru Rucianawati (peneliti LIPI) yang dikutip oleh Historia mengatakan bahwa, budidaya minyak kelapa telah berkembang sejak awal abad 20.

Apabila orang-orang Nusantara masih memproduksi secara tradisional, maka pengusaha Eropa dan Tionghoa telah menghasilkan minyak kelapa dengan mesin modern.

Hal tersebut pun diperkuat dalam catatan seorang pengusaha Kolonial yakni Justus van Maurik yang melewat ke Jawa pada abad 19.

Ia menyaksikan di pinggir jalan pada saat itu telah banyak berseliweran pedangan dan warung kecil yang menghidangkan beragam sajian termasuk ikan goreng dan ikan asap.

Adapun alasan kedua kenapa orang Indonesia suka makanan yang digoreng yakni makanan berminyak memang rata-rata enak dan gurih.

Menurut Kevin Soemantri, seorang penulis dan editor Boga mengatakan bahwa makanan yang bisa dibilang enak adalah makanan yang memainkan sebanyak mungkin pancaindra.

Memakai indikator ini, maka gorengan menang banyak karena minimal memainkan tiga indra lewat suara (bunyi “kriuk”), rasa (gurih), dan tekstur (garing).

Demikian ulasan mengenai sejarah makanan digoreng. Semoga bermanfaat.***

Kategori :