3 Pandangan Jawa terhadap Naga, Paling Akhir Bikin Ketar-ketir

Senin 07-08-2023,21:00 WIB
Reporter : Ailsa Zevaulima Dilivia
Editor : Ailsa Zevaulima Dilivia

Ajaibnya, kedua naga tersebut tidak memejamkan mata dari siang hingga malam dan semua makhluk yang dipandangnya akan hangus terbakar. 

Dua naga itulah yang menggantikan makara untuk mengawal tangga masuk di candi-candi Jatim karena Yoni dalam candi Siwa dipercaya sebagai sarana mengalirkan air suci atau air keabadian tersebut. 

Dalam Kitab Adiparwa, dua naga itu akhirnya dikalahkan Garuda. Itulah sebabnya, Garuda sering digambarkan mencengkeram dua naga, seperti di gerbang Candi Sukuh. 

BACA JUGA:Konon Air Keabadian Para Dewa, Inilah 4 Mitos Sakralnya Petirtaan Jolotundo

3. Naga sebagai penyebab gempa

Kitab Sang Hyang Kamahayanikan yang beraliran Buddhis bercerita bahwa di bawah alam manusia terdapat alam Patala yang dihuni para naga. Kitab Tantu Panggelaran juga menegaskan bahwa bumi disangga seekor naga yang bernama Anantaboga.

Suatu ketika, kepala Anantaboga tertimpa salah satu kepala Dewa Brahma yang dipenggal Dewa Siwa. Sang naga pun kesakitan dan saat ia bergerak terciptalah gempa bumi.

Sosok Anantaboga yang menguasai dasar bumi ternyata masih diingat pujangga Jawa Baru pasca Majapahit. Serat Manikmaya (1725) menyebut bahwa lapisan ke-7 bumi dijaga oleh Naga Antaboga.

Dari situlah, Naga Antaboga muncul dalam kisah pewayangan Jawa Baru, juga dalam hiasan keris, batik, gamelan, dan karya seni lainnya.

Demikian, informasi mengenai pandangan Jawa terhadap naga yang hingga kini mitosnya masih dipercaya. Semoga bermanfaat bagi Anda yang ingin tahu tentang mitos dan kisah mistis di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa.***

Kategori :