RADAR TEGAL - Area perswahan di sejumlah wilayah di Kabupaten Batang mulai merasakan kekeringan.
Salah satu penyebebnya adalah debit air Bendung Kedungdowo Kramat semakin turun, hanya tinggal 680 liter per detik.
Hal ini dibenarkan Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pengelola Air Kedungdowo Kramat, Wuryanto.
Dia tak menampik bila telah terjadi penurunan debit air di daerahnya.
"Ya, debit air di Bendungan Kedungdowo Kramat semakin menurun. Hanya tinggal 680 liter per detik, untuk mengairi 1.176 hektar sawah. Padahal secara normal kebutuhan irigasi itu sebesar 1.500 liter per detik," katanya.
BACA JUGA:Debit Air Daerah Irigasi Sragi Pekalongan Turun Jadi 700 Liter Per Detik, Petugas Kesulitan Bagi Air
Karena itu, Wuryanto, cemas. Menurut dia, jika kondisi ini terus berlangsung hingga akhir bulan Agustus, maka lahan persawahan di Batang kota akan kesulitan mendapat air.
"Tentunya ini rawan sekali, kalau sampai akhir bulan tidak turun hujan, sementara debit air makin menurun. Ddikhawatirkan pasokan air tidak sampai bawah."
Jika itu sampai terjadi, ujar dia, dimungkinkan untuk wilayah atas masih bisa panen. Tapi untuk wilayah bawah akan kekurangan air.
"Lahan di wilayah atas seperti Sambong 1 - 3 masih bisa panen raya, tapi di bawah seperti Depok dan Tegalsari sangat kritis karena kekurangan air,” terangnya sebagaimana dilansir Radar Pekalongan.
Lebih jauh, Wuryanto mengungkapkan, sebagai langkah antisipasi, pihaknya akan mengambil tindakan menyedot air dari Sungai Sambong.
BACA JUGA:KASIHAN! SD Negeri di Batang Ini Tak Kebagian Murid Baru saat PPDB 2023, Disdikbud Bilang Begini
Air tersebut kemudian dimasukkan aliran sekunder Sambong, untuk mengairi sawah-sawah yang rawan kekeringan.
“Rencananya untuk mengairi Sambong, Klidang Lor, Klidang Wetan, Depok dan Tegalsari. Diharapkan Agustus nanti bisa panen raya dengan target 6 - 7 ton per hektarnya,” ujar dia.
Di lain sisi, kondisi turunnya debid air dan potensi kekeringan sudah diketahui Balai Pengelola SDA Pemali Comal.