RADAR TEGAL - Pada bagian 3 cerita sejarah terputusnya Jawa dan Bali di akhir cerita disebutkan, setelah selesai memberikan nasihat kepada putranya, Mpu Bekung ingat permintaan Ida Bhatara Nagaraja Basukih, yakni sari susu lembu.
Lalu, pada hari yang baik, Mpu Bekung kembali melakukan perjalanan menuju Tohlangkir. Sesampainya di Tohlangkir, Mpu Bekung melakukan semadi memuja Ida Sanghyang Nagaraja Besukih seraya membunyikan genta saktinya.
Tidak lama kemudian Sanghyang Nagaraja pun keluar dan berkata, “Ah, Mpu Bekung yang datang. Apa keinginan sang Mpu datang lagi?”.
Mpu Bekung menjawab, "Singgih pukulun Sanghyang, hamba menghadap pada paduka Bhatara, bermaksud menghaturkan sarinya susu, sesuai dengan keinginan Sanghyang. Anak hamba sudah ketemu, ada di rumah.”
Mendengar jawaban Mpu Bekung, Sanghyang Nagaraja Besukih senang. Kemudian Dia berganti rupa menjadi Nagaraja Agung dan meminum sarinya susu lembu yang dibawa Mpu Bekung, sampai kenyang.
Setelah kenyang, Sanghyang Nagaraja Besukih berbalik dan mengeluarkan emas, sembari meminta Mpu Bekung mengambil emas tersebut.
Mpu Bekung menuruti permintaan itu dan membungkus emas tersebut, lalu memohon diri kepada Ida Sanghyang Basukih.
Setelah tiba di Griya Daha, Mpu Bekung menyimpan emas pemberian Sanghyang Nagaraja Besukih.
Ida Sang Bang Manik Angkeran yang mengetahui ayahnya mendapat emas, lalu bertanya kepada ayajnya. Dan dia meminta kepada ayahnya agar diberi tahu di mana memperoleh emas itu.
Awalnya Mpu Bekung terus merahasiakan perihal dia mendapat emas itu. Namun putranya tetap saja mencari tahu, hingga akhirnya Mpu Bekung berkata, “Ananda jangan gencar bertanya seperti itu akan perihal ayah mendapat emas ini. Kalau ada keinginan ananda untuk mengambil, Ayahanda berikan.”
BACA JUGA:Cerita Sejarah Terputusnya Jawa dan Bali Bagian 2: Anak Mpu Bekung Jadi Raja Judi
Tapi, meski Mpu Bekung bersedia memberikan emas itu, tetap saja Ida Sang Bang Manik Angkeran memohon untuk diberi tahu di mana memperoleh emas itu.
Saking sayangnya kepasa sang putra, Mpu Bekung pun akhirnya memberitahukan.
Karena memiliki emas pemberian ayahnya, kelakuan buruk Ida Sang Bang Manik Angkeran kembali. Dia kembali bermain judi. Tapi karena sudah menjadi kehendak Yang Maha Kuasa, sehari-harinya beliau selalu kalah berjudi.