Asal-usul Aksara Jawa dan Kaitannya dengan Legenda Aji Saka, Kisah Pertarungan Demi Kesetiaan

Sabtu 29-07-2023,12:11 WIB
Reporter : Afiyah Rizqi Haryani
Editor : Afiyah Rizqi Haryani

Lalu, Aji Saka menghentakkan kain tersebut. Prabu Dewata Cengkar pun terlempar ke dalam Laut Selatan.

Rakyat pun bersorak-sorai mengutarakan kebahagiaan mereka atas keberhasilan Aji Saka. Namun tanpa ada yang tahu, Sang Prabu masih hidup. Ia berubah menjadi buaya putih dan kemudian pergi entah kemana. 

Sementara itu, akhirnya rakyat Medhang Kamulan menobatkan Aji Saka sebagai raja. 

Keris pusaka Aji Saka

Suatu hari, Aji Saka teringat dengan keris pusaka miliknya yang ada pada Sembada. Ia pun memerintahkan Dora untuk mengambil keris pusaka itu.

Dora pun pergi menemui Sembada. Saat bertemu, Sembada menolak memberikan keris pusaka itu. Ia tidak mau menyerahkan keris itu kepada selain Aji Saka sendiri. 

Keduanya sama-sama memegang teguh pesan Aji Saka. Akhirnya keduanya bertarung untuk memperebutkan keris pusaka itu. 

Sementara, di kerajaan, Aji Saka merasa cemas karena Dora tak kunjung kembali. Ia pun menyusul abdi setianya itu. 

Sesampainya di tujuan, Aji Saka terkejut melihat Dora dan Sembada yang tergeletak tak bernyawa. Ia pun segera tahu bahwa mereka berdua tewas bertarung demi memegang amanat masing-masing. 

BACA JUGA:Pemalang: Jejak Sejarah yang Panjang dan Legenda Asal-usul Nama

Kesetiaan penyebab pertarungan

Aji Saka pun menyesal dan mengakui bahwa mereka adalah orang yang sangat setia kepadanya.  

Setelah itu, Aji Saka menulis sesuatu di sebuah batu. Tulisan itu adalah Ha Na Ca Ra Ka, Da Ta Sa Wa La, Pa Dha Ja Ya Nya, Ma Ga Ba Tha Nga. 

Tulisan itu berarti, “Ada dua utusan setia. Saling berselisih pendapat dan saling bertarung. Sama-sama kuat dan tangguh. Akhirnya tewas bersama.” 

Tulisan itu ditulis dalam huruf yang saat ini dikenal sebagai Aksara Jawa

Demikian informasi terkait asal-usul Aksara Jawa, legenda Aji Saka.***

Kategori :