Masyarakat etnis Jawa di Kaledonia Baru pun masih melakukan nyadran. Namun, tentu ada perbedaan, sebab etnis Jawa di sana sudah beranak-pinak dan kawin campur dengan etnis lainnya yang ada di Kaledonia Baru.
Hal tersebut terlihat jika usai membersihkan makam bersama-sama maka Pak Kyai berdoa secara Islam, bahkan tahlilan juga masih digelar di sana oleh bios pora Jawa.
Kehadiran orang Jawa di Kaledonia Baru adalah bukti hidup dari kekayaan kultur dan warisan budaya Indonesia yang tidak pernah pudar, dan keberadaan mereka di sana akan selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Indonesia.***