Tantangan besar muncul dalam upaya merekonstruksi candi ini karena kondisinya yang hanya berupa pondasi.
Seperti takdir yang bersembunyi dari pandangan, warga sekitar pun tidak menyadari bahwa bangunan misterius ini sebenarnya adalah candi.
Keunikan lainnya adalah mbah-mbah atau sesepuh di daerah tersebut juga tidak pernah melihat atau mengetahui keberadaan candi ini. Sebagai gantinya, mereka mengenal tempat ini sebagai Bata Wali.
Salah satu hal yang mengejutkan adalah bahan yang digunakan dalam pembangunan candi ini. Batu bata merah berukuran 30 x 20 x 10 cm menjadi bahan utama tanpa menggunakan perekat sedikitpun.
Meskipun demikian, menurut kisah dari para warga setempat, batu bata-bata tersebut telah berada di situ dalam kondisi yang sama begitu saja selama bertahun-tahun tanpa mengalami perubahan bentuk atau kerusakan.
Lokasi candi ini dapat dijangkau dengan mudah. Dari jalan raya Tegal-Purwokerto, gerbang Desa Kesuben menjadi titik awal yang dapat diakses dengan lurus ke utara sekitar 1,6 KM, melintasi persimpangan rel kereta api, hingga mencapai ujung desa.
Dari gerbang desa, Anda bisa menggunakan becak atau ojek untuk mencapai lokasi candi yang menarik ini.
Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa candi ini masih belum banyak diketahui? Salah satu alasannya adalah karena penemuan Bratawali terjadi secara kebetulan.