RADAR TEGAL - Kabupaten Brebes merupakan salah sau wilayah di Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat. Di daerah ini banyak sekali kita jumpai daerah-daerah yang unik, salah satunya adalah sejarah Desa Kalinusu di Bumiayu.
Sejarah Desa Kalinusu di Bumiayu ini sangat menarik kita simak, karena selain merupakan desa terluas di Kabupaten Brebes, desa ini sudah ada sejak masa kerajaan dulu kala. Desa ini berada di sebelah barat Desa Bumiayu, yang merupakan ibukota kecamatan
Wilayahnya berjarak sekitar 7 kilometer dari Bumiayu, dan dibelah oleh dua aliran sungai, yakni Sungai Keruh dan Pemali. Sejarah Desa Kalinusu di Bumiayu, yang wilayahnya didominasi hutan dan sawah tersebut, konom berasal dua suku kata, kali dan nusu.
Jika diartikan masing-masing katanya, kali berarti sungai, sedangkan nusu adalah menyusui. Gabungan dua suku kata tersebut, dari sejarah Desa Kalinusu di Bumiayu yang berkembang dari mulut ke mulut bisa diartikan sungai untuk menyusui.
Inilah yang kemudian menarik animo warga pendatang, untuk mendiami Desa Kalinusu sebagai tempat tinggalnya yang baru dan menggarap hutan. Sekadar informasi, selain dua aliran sungai yang deras, Desa kalinusu juga dikelilingi areal hutan yang sangat luas mencapai 1.850 hektare.
Dengan dua sumber daya alam itulah, sebagian besar penduduknya pun bermata pencaharian sebagai petani. Saat ini Desa Kalinusu mempunyai 13 pedukuhan, yakni Kedung Kandri, Karanganyar, Beji, Kutagaluh, Krajan Tengah, Krajan Timur, Kampung Baru, dan Sitireja.
Kemudian ada pula Dukuh Petahanan, Dukuh Kemiri, Glempang, Dukuh Saljan, dan Maribaya. Sebagai desa terluas di Kabupaten Brebes, Desa Kalinusu bisa jadi merupakan desa tertua yang ada di Kabupaten Brebes.
Sejarah Desa Kalinusu di Bumiayu
Jika menilik nama salah satu pedukuhan di Desa Kalinusu, yakni Kuta Galuh, desa ini konon berkaitan erat dengan Keberadaan Kerajaan Galuh Purba. Dari banyak cerita yang berkembang di masyarakat, kerajaan tersebut berada di lereng Gunung Slamet sekitar abad 6-7 Masehi.
BACA JUGA:Uniknya Kampung Jalawastu di Brebes yang Bukan Pakai Bahasa Jawa Tapi Malah Bahasa Sunda, Kok Gitu?
Bahkan tak sedikit pula yang menyebut bahwa kerajaan tersebut menjadi nenek moyang dan cikal bakal Kerajaan Galuh Sunda atau Pajajaran. Apalagi kawasan hutan yang luasnya mencapai sekitar 1.850 hektare itu, adalah merupakan titik perlintasan antara hutan di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Sedangkan saat masa perang geriliya, di daerah ini juga menjadi lokasi yang cukup strategis sebagai daerah pertahanan. Sehingga tidaklah mengherankan, jika Desa Kalinusu juga terkenal sebagai basis perjuangan geriliya para pejuang kemerdekaan mulai zaman perang Diponegoro, perang 1945, dan DI/TII.
Nah, dari sejarah Desa Kalinusu di Bumiayu yang panjang itu, hingga kini pun wilayahnya masih kerap dijadikan tempat untuk lokasi latihan militer. Selain masa kemerdekaan, perkembangan Desa Kalinusu juga tidak bisa dipisahkan dari peranan dan perjuangan Ki Suradipa.
Yaitu seorang tokoh pejuang (kiai) dan petani di awal abad 20 atau sekitar tahun 1917-an. Ki Suradipa lah yang menginisiasi perjuangan membangun irigasi bersama-sama masyarakat sekitar sepanjang 7 km, untuk mengairi sawah para petani seluas kira-kira 500 hektare.