Pelabuhan niaga di Tegal juga memainkan peran penting sebagai pendukung transportasi komoditas perkebunan sejak zaman cultuurstelsel.
Wilayah pelabuhan Tegal menjadi tempat penyimpanan kopi dan gula yang sangat penting pada masa itu.
Seiring perkembangan zaman, transportasi kereta api menjadi solusi efisien untuk mengatasi arus mobilitas sosial di kawasan pesisir Jawa dan juga mengatasi kondisi jalan Groote Postweg (jalan Daendels) yang semakin rusak dan tidak lagi menjadi pilihan utama.
Hingga kini, stasiun Tegal menjadi perlintasan sibuk bagi kereta api yang menghubungkan wilayah pesisir utara dari Jakarta hingga Surabaya.
Seperti halnya karya-karya brilian Henry Maclaine Ponts lainnya, bangunan stasiun Tegal menampilkan harmoni sempurna antara estetika dan fungsi.
Keindahan dan kemegahan terpancar dari setiap sisi bangunan ini, menggambarkan kemampuan Ponts sebagai seorang arsitek yang mumpuni.
Namun, keistimewaan sejati bangunan ini tersembunyi dalam detailnya yang mempesona.
Jika diperhatikan dengan seksama, terdapat suatu cungkup indah di atas atap stasiun Tegal, yang menyerupai struktur masjid berbentuk limas tumpang dua.