Ketika Amangkurat 1 menjadi raja, ia langsung mengajak VOC untuk bekerja sama, yang padahal sedari dulu VOC merupakan musuh dari Mataram Islam. Dalam kerja sama yang dijalin itu, keduanya membuat beberapa perjanjian, total dari perjanjian itu berjumlah 6. Intinya dari 6 perjanjian itu VOC wwajib memberikan beberapa fasilitas pada Raja, dengan ganti VOC berhak mengambil sumber daya alam dari rakyat.
Inilah yang menjadi awal dari keruntuhan Mataram Islam, dengan sumber daya yang diamil oleh VOC, maka kelaparan melanda rakyat desa.
Setelah menjabat lama sebagai raja, rupanya dendam yang disimpan Amangkurat 1 kepada salah satu prajurit yang bernama Wiraguna. Ia menaikan pangkat Wiraguna kemudian mengirimnya ke Blambangan untuk menaklukan daerah tersebut. Setelah itu bukannya mendapat sambutan karena telah menaklukan Blambangan ia malah dibunuh dan difitnah sebaga penghianat. Alasan pemfitnahan itu dijadikan Amangkurat 1 untuk membunuh semua anggota keluarga Wiguna.
Kesal dengan perbuatan kakanya, Pangeran Alit berencama melakukan pemberontakan untuk menggulingkan tahta Amangkurat 1. Namun ironisnya pemberontakan ini malah gagal dan dimenangkan oleh kubu Amangkurat 1.
Setelah mengetahui dirinya dibenci oleh banyak orang termasuk pejabat-pejabatnya, ia mengutus 4 pengawal kepercayaannya untuk mendata semua ulama dan santri.
BACA JUGA:Bermula dari Sepasang Suami Istri Keturunan Tionghoa, Inilah Sejarah Industri Telur Asin di Brebes
Setelah selesai mendata semua Ulama dan Santri, maka perintah selanjutnya yang ia keluarkan adalah menghilangkan nyawa semua orang yang di data tersebut tak terkecuali anak, sodara, cucu, atau cicit semuanya harus lenyap.
Alasan dari pembantaian yang ia lakukan adalah, karena ia beranggapan kalau para Ulama dan Santri itu pro terhadap kekuasaannya dan ia beranggapan kalau mereka mendukung pemberontakan yang dilakukan oleh adiknya Sultan Alit.
Karena sejumlah aksi keji yang ia lakukukan kepada rakyat Mataram, akhirnya sejumlah kerajaan lain mulai memusuhi Mataram, serta mulai melakukan aksi pemberontakan.
Pemberontakan yang paling terkenal adalah pemberontakan Trunajaya, pemberontakan paling kuat yang akhirnya meruntuhkan istana plered kediaman Amangkurat 1.
Dalam pelariannya kabur dari pemberontakan itu, ia mengalami sakit-sakitan yang pada akhirnya dia meninggal dunia dan dimakamkan diPesarean, Adiwerna, Tegal.
Demikianlah kisah mengenai Amangkurat 1 yang menuai banyak kontroversial didalamnya. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa menambah wawasan Anda.***