RADARTEGAL.DISWAY.ID - Viral pernikahan anjing Luna dan Jojo yang berlangsung beberapa hari lalu menuai kritikan dan kecaman. Pasalnya, pernikahan yang menggunakan adat Jawa lengkap layaknya manusia itu dianggap mencederai masyarakat Jawa.
Kecaman keras disampaikan Ketua Paguyuban Panatacara Yogyakarta (PPY) Ki Abeje Janoko. Dia menyatakan bahwa acara itu sangat mencederai budaya adiluhung yang selama ini sudah ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terutama di masyarakat Jawa.
"Kami merasa mendapat pelecehan dari pelaksanaan ini (pernikahan anjing menggunakan adat Jawa). Prosesi adat diciptakan oleh leluhur kami mengandung nilai luhur dan dipakai upacara sakral dalam pernikahan manusia, tetapi diadopsi untuk prosesi pernikahan dengan memakai simbul-simbul budaya adiluhung yang semestinya tidak sepantasnya diterapkan pada anjing," tegasnya geram, seperti dikutip dari babelpos.
Karena itu, dia mewakili Persatuan Pembiwara Republik Indonesia atau PEPARI dan Paguyuban Panatacara Yogyakarta juga menyatakan protes keras dan melayangkan somasi terhadap penyelenggara pernikahan anjing Luna dan Jojo yang sempat viral di media massa.
BACA JUGA:Tradisi Mewah, Ini 5 Pernikahan Adat Termahal di Indonesia
Mewakili organisasi PEPARI dan juga PPY, Ki Abeje mendesak pemrakarsa kegiatan tersebut untuk meminta maaf secara terbuka, baik melaui media elektronik maupun media cetak.
"Pemrakarsa kegiatan jelas-jelas melanggar UU No 5 tahun 2017 tentang Kemajuan Kebudayaan dan UU No 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU No 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik," tegas Ki Abeje.
Selain Ki Abeje, Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara Muhammad Said Didu juga memberikan komentar sinis terkait pernikahan sepasang anjing tersebut.
Melalui akun pribadinya, Said Didu menciutkan komentar satire atas ulah kedua pemilik anjing yang salah satunya merupakan stafsus Kepresidenan itu.
"Ooohhh tim staf khusus Presiden yg menikahkan anjing ?," tulisnya dikutip Rabu, 19 Juli 2023.
Selain melecehkan budaya Jawa, pemilik anjing juga dianggap tidak mempunyai kepekaan terhadap kondisi masyarakat Indonesia. Pasalnya, mereka menikahkan dengan menghabiskan biaya hingga ratusan juta rupiah.
Hal itu tentunya tidak selaras dengan sebagian besar masyarakat Indonesia yang saat ini tengah berusaha bangkit setelah pandemi terjadi. Karenanya, banyak masyarakat mengecam pernikahan dua ekor anjing yang digelar oleh salah seorang staf khusus kepresidenan dengan menggunakan adat jawa tersebut.
Kedua pemilik anjing, yaitu Valentina Chandra dan Indira Ratnasari atau Nena Ghoib dinilai telah melecehkan budaya Jawa yang adiluhung. Nena Ghoib sendiri dalam bio Instagramnya, menuliskan jika dirinya merupakan salah satu staf khusus kepresidenan.