Biasanya mereka menggunakan pisau ini untuk berburu, perang, dan mengambil hasil hutan. Selain pisau belati, orang Papua juga membawa busur yang terbuat dari bambu atau kayu.
BACA JUGA:Punya Racikan Racun Mematikan, Suku Ini Masih Hidup di Pedalaman Hutan Loh!
4. Parang Sawalaku, Maluku
Parang sawaluku sering terlihat pada uang kertas Rp1000, yang dibawa oleh pahlawan nasional bernama Pattimura. Senjata ini sebenarnya terdiri dari parang atau pisau panjang dan sawalaku atau perisai.
Senjata tradisional ini digunakan untuk berperang sewaktu masa penjajahan sekaligis menjadi simbol kemerdekaan rakyat Maluku.
5. Mandau, Kalimantan
Senjata yang bentuknya mirip pedang ini banyak digunakan oleh suku Dayak di Kalimantan. Biasanya, dalam bilah mandau terdapat ukiran-ukiran unik dan dilengkapi dengan pisau kecil.
Suku Dayak sendiri biasa menggunakan mandau untuk menyerang lawan saat perang. Kini, banyak wisatawan asing dan lokal justru memburu mandau sebagai oleh-oleh khas dari Dayak.
BACA JUGA:10 Suku di Indonesia dengan Populasi Paling Sedikit, Penduduknya Tidak Sampai 100 Ribu Jiwa
6. Rencong, Aceh
Sebagai senjata, ukuran rencong terbilang cukup kecil dan bentuknya hampir mirip dengan pisau. Saat melawan penjajah, rencong jadi senjata yang punya peran penting bagi masyarakat Aceh.
Di zaman dulu, rencong juga menjadi lambang status kegagahan, kehormatan, dan kebangsawanan bagi sang pemilik. Selain itu, banyak orang menganggap rencong punya nilai mistis dan sakral.
7. Badik, Sulawesi
Senjata tradisional yang banyak digunakan oleh suku Bugis, Makassar, dan Toraja ini bentuknya hampir serupa dengan rencong. Ukuran yang kecil dan mirip pisau membuat badik banyak dipakai untuk membela diri dalam pertarungan antar individu atau kelompok.
Menurut sejarah, badik sudah digunakan sejak zaman Kerajaan Sulawesi. Bahkan, dahulu badik tidak bisa lepas dari pinggang seorang pria Bugis.
Demikian informasi mengenai 7 senjata tradisional yang paling ditakuti di Indonesia. Semoga bermanfaat bagi Anda yang ingin mengetahui warisan budaya benda di Indonesia.***