Suku Enggano adalah penghuni asli Pulau Enggano dan 4 pulau di sekitarnya yang merupakan salah satu wilayah terluar Indonesia, di sebelah barat Pulau Sumatera, lebih tepatnya berada di Provinsi Bengkulu.
3. Suku Petalangan
Masyarakat terbagi atas beberapa suku yang diturunkan dari ibu seperti Sengerih, Lubuk, Pelabi, Medang, Piliang, Melayu, Penyabungan, dan Pitopang. Suku Petalangan hidup di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
Desa-desa pemukiman orang Petalangan terletak sekitar 60-95 km dari Kota Pekanbaru. Kebanyakan orang Petalangan mencari nafkah dari hutan karet dan sebagai nelayan.
BACA JUGA:Dari Jawa Hingga Toraja, Mari Mengenal Keanekaragaman Suku Terbesar di Indonesia
4. Suku Aneuk Jamee
Suku ini merupakan perantau Minangkabau yang bermigrasi ke Aceh dan telah berkulturasi dengan Suku Aceh. Secara etimologi, nama Aneuk Jamee berasal dari bahasa Aceh yang secara harfiah berarti 'anak tamu'.
Dalam percakapan sehari-hari, kelompok masyarakat ini menggunakan bahasa Jamee. Suku Aneuk Jamee adalah sebuah suku di Indonesia yang tersebar di sepanjang pesisir barat Aceh, mulai dari Singkil, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, dan Simeuleu.
5. Suku Sakai
Berdasarkan sistem kekerabatan matrilineal yang Suku Sakai anut, anak perempuan adalah penerus keterunan ibunya, sedangkan anak laki-laki hanya seolah-olah pemberi bibit keturunan kepada istri. Dalam budaya Sakai, hak perempuan Sakai besar.
Semua barang, baik yang bergerak maupun tidak bergerak adalah milik wanita. Suku Sakai merupakan salah satu suku terasing di Indonesia yang hidup di pedalaman Riau.
Banyak versi tentang asal usul Suku Sakai. Ada yang berpendapat bahwa Suku Sakai berasal dari percampuran ras Weddoid dengan Proto Melayu.
Demikian, informasi mengenai 5 suku di Indonesia penganut matrilineal. Ternyata tidak hanya paham patriarki saja dianut oleh suku-suku di Indonesia, tapi masih ada beberapa suku yang menganut paham matriarki. Semoga bermanfaat.***