Seorang mahasiswi perguruan tinggi swasta di Makassar, Sulawesi Selatan berinisial R loncat dari lantai 6 salah satu gedung di Kecamatan Panakkukang, Makassar. Tindakan nekat mahasiswi itu diduga dilakukannya, karena tak sanggup menanggung malu,
Namun, kematiannya hingga kini masih menyimpan sejumlah teka-teki. Berdasarkan keterangan dari kerabat korban yang saat ini jadi saksi, Roni, almarhumah sempat menggunakan ATM-nya.
R mengakui bahwa ia telah mengambil uang Roni di ATM. Dan hingga R melakukan bunuh diri, ia belum mengembalikannya. Kanit Reskrim Polsek Panakkukang Iptu Boby mengatakan bahwa motifnya sementara proses penyelidikan.
“Dari keterangan itu diperoleh bahwa almarhumah ini pernah menggunakan uang Roni sebesar Rp1.000.000,” sebutnya, Rabu (29/6).
“Mungkin dari itu muncul rasa malu. Terjadilah bunuh diri. Kita asumsinya ke situ dulu. Cuman faktor dari situ kita tahu,” ucapnya.
“Keterangan dari Roni, dia tidak pernah melakukan penagihan cuman menyampaikan bahwa yang ambil uangnya itu siapa. Setelah diinterogasi dia (R) mengakui. Mungkin setelah itu dia merasa terbebani, diambillah jalan pintas lompat dari gedung tempat dia PKL,” tambahnya.
Salah satu yang mengganjal adalah R diduga loncat sekitar pukul 06.00 wita. Padahal jam kerja pukul 08.00 wita.
Sehingga ada asumsi yang beredar bahwa R tidak pernah pulang dari kantor hingga ia terjun.
Namun, pihak Polsek Panakkukang menyebut bahwa pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan soal mengapa R ditemukan tewas pagi-pagi buta.
Sementara R juga disebut menggunakan kursi untuk naik di pembatas untuk loncat.
“Jadi dari hasil olah TKP batu-batu itu, yang dia pakai bersama lompat. Sehingga setelah sampai ke pelataran itu, dia hancur. Ada beberapa di atas penggerak. Pembatasnya tinggi. Kalau untuk mau lompat susah. Makanya dia pakai kursi untuk naik. Kalau melakukan ancaman ke korban tidak,” pungkas Iptu Boby dikutip dari fajar.co.id. (ima/zul)