Wacana penghapusan pupuk bersubsidi pada awal bulan depan ini mendapatkan respon dari berbagai pihak. Khususnya dari kalangan petani di Kabupaten Brebes dan pengecer pupuk subsidi.
Petani di Kabupaten Brebes meminta agar rencana penghapusan pupuk bersubsidi seperti ZA, SP-26 dan pupuk organik tidak dilakukan. Pasalnya, jenis pupuk tersebut banyak digunakan oleh para petani bawang merah di Brebes.
Salah seorang petani di Kecamatan Bulakamba mengatakan, jika pupuk bersubsidi tersebut dihapus banyak petani yang kebingungan.
Hal ini karena mereka tidak mampu membeli pupuk nonsubsidi seperti ZA dan SP-36 yang saat ini tergolong mahal.
"Sebagai petani bawang merah, saya menolak adanya rencana penghapusan pupuk bersubsidi. Apalagi saat ini harga obat-obatan pestisida sudah mahal. Ini jelas akan menyebabkan petani bawang merah banyak yang akan terpuruk karena tak kuat menanam bawang merah gara-gara harga pupuk akan tambah mahal," ujarnya.
Permintaan ini juga disampaikan pengecer pupuk subsidi di Kelurahan Pasarbatang, Brebes, Asani.
Dia berharap, pemerintah hendaknya menunda rencana penghapusan subsidi pupuk.
Alasannya, banyak petani yang belum siap jika subsidi pupuk dihapus. Bahkan para petani meminta subsidi pupuk tidak dicabut.
"Pemerintah tidak bisa memberikan solusi terbaik dengan harga hasil produksi petani, tapi di sisi lain, pemerintah akan mencabut subsidi pupuk. Ini kasihan para petani," ucapnya.
Ditambahkannya, jika nantinya pemerintah tetap menghapus pupuk bersubaidi, dirinya berharap harga patokan pasar hasil pertanian bisa dinaikkan.
Tujuannya untuk menutup biaya yang dikeluarkan selama masa tanam. Sebagai contoh, pupuk ZA antara subsidi dan nonsubsidi harga per kilogram selisihnya lebih dari tiga kali lipat.
"Seperti Pupuk ZA, kalau subsidi itu harganya Rp1.700 per kilogram, tapi kalau subsidi dicabut harganya bisa mencapai tiga kali lipat atau Rp4.200 per kilo," terangnya.
Lebih lanjut, dirinya memaparkan, jika pupuk bersubsidi ini dihapus maka akan berdampak pada modal yang harus ditambah untuk menjual pupuk nonsubsidi.
Ditambah lagi banyak petani yang tidak mampu membeli pupuk karena harganya mahal. Dampaknya, nanti produktivitas petani menurun.
"Yang jelas tidak hanya para petani yang terdampak dengan wacana penghapusan pupuk bersubsidi ini. Tapi, kita sebagai pengecer juga akan terdampak," pungkasnya. (ded/ima)