Langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengumumkan sendiri mengenai Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 dinilai
pengamat politik Rocky Gerung sebagai bentuk kecemasan.
“Flyer (gaji ke-13) ini memang perlu dibuat, supaya semua orang tahu masih ada uang. Dan (keputusan gaji ke-13 serta THR) sangat mungkin itu diputuskan Presiden Jokowi bahwa dia musti mengumumkan sendiri dan dia langsung memerintahkan bawahannya bikin flyer,” ucap Rocky dikutip dari Youtube Rocky Gerung Official pada Jumat (15/4).
Hal ini, menurut Rocky, adalah salah satu kepanikan terutama setelah melihat adanya krisis di Sri Langka. Menurutnya presiden juga cemas hal yang sama bisa terjadi di Indonesia.
Melalui kanal Youtube pribadinya, Rocky Gerung mengatakan, Presiden Jokowi semestinya tidak perlu turun tangan untuk menyampaikan pengumuman gaji ke-13 dan THR.
Menurut Rocky Gerung, seharusnya yang menyampaikan gaji ke-13 dan THR cukup disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
“Tapi betul, bahwa (gaji ke-13) adalah hal teknis yang sudah diatur. Ada gaji ke-13 segala macam, ngapain mesti dipamer-pamerin. Memang presiden adalah seorang sosok yang nggak bisa kalau nggak bikin headline, padahal headlinenya itu dirobek-robek mahasiswa,” ujar Rocky Gerung.
Menurutnya akan gaji ke-13 seolah menjadi sogokan lagi untuk masyarakat. Rocky mengungkap, seharusnya apa yang perlu diperhatikan saat ini adalah utang, mengingat bahwa utang Indonesia lebih banyak dari utang Sri Lanka.
“Kalau dibandingkan dengan Sri Lanka, mereka berhutang 700 triliun sudah panik. Kita berhutang 10 ribu triliun masih tenang-tenang aja. Tapi orang tetap anggap bahwa Indonesia ini fragile alias sangat rapuh, dan setiap saat bisa saja jadi seperti Sri Lanka,” kata Rocky Gerung.
Lanjutnya, lantaran banyak konsumsi biaya negara yang harus dibiayai dari utang luar negeri tersebut.
“Jadi sebetulnya presiden menyembunyikan sesuatu di belakang flyer itu, itu adalah flyer gelap yang nggak mau dibuka,”
Menurut Rocky, pasti kabinet sendiri bingung saat menlihat hal tersebut, Karena menteri keuangan sendiri tahu, bahwa hal ini adalah peraturan yang telah diterapkan.
“Orang kalau udah pakai promosi, artinya barangnya barang rendahan, kalau bagus ya promosinya sedikit aja, orang udah tahu akan berkualitas. Kalau orang mempromosikan hal yang udah pasti masih dipromosikan, artinya ada semacam ketidakpercayaan diri,” tutur Rocky Gerung sedikit tertawa.
Sementara itu, dalam rangka pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) bagi Aparatur Sipil Negara baik pusat dan daerah, TNI, serta Polri pada tahun ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengalokasikan anggaran mencapai Rp34,3 triliun.
Alokasi anggaran untuk THR tersebut telah ditampung dalam APBN tahun ini yang penyalurannya akan dilakukan melalui Kementerian/Lembaga (K/L), Dana Alokasi Umum (DAU) dan bendahara umum negara.
“Kebijakan pemberian THR sudah diatur dalam APBN tahun anggaran 2022,” katanya dalam Konferensi pers, Sabtu (16/4).