Besok (11/4), massa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sejumlah kampus bakal menggelar aksi besar-besaran untuk mendemo pemerintah. Adian Napitupulu mempertanyakan keberadaan para menteri dan ketua partai yang di awal menggaungkan wacana penundaan pemilu.
“Ke mana para menteri dan ketua partai yang melemparkan wacana itu,” kata Adian Napitupulu dalam keterangan resminya, Sabtu (9/4).
Adian melanjutkan, tidak satu pun dari pemilik wacana yang lantang pasang badan menanggung tuntutan mahasiswa.
“Tidak ada satu pun yang berkata, demo kami, jangan Jokowi. Demo ke tempat saya, jangan ke Istana,” ungkap Adian.
Politikus PDIP itu menyebut di media sosial pun sudah banyak yang menyuarakan Jokowi mundur dari jabatan presiden. Adian mencoba mencari sumber informasi terkait tuntutan di media sosial tersebut.
Nyatanya, aktivis mahasiswa membantah ada narasi menuntut Jokowi mundur.
“Jadi tuntutan Jokowi mundur itu tuntutan siapa? Lalu yang membuat poster hoaks, siapa?” tanya Adian heran.
Disebutkan, mahasiswa akan menuntut penolakan terhadap penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi tiga periode.
Sekjen Persatuan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) ini menyebut para menteri yang menggaungkan wacana Jokowi 3 periode tak satu pun bersuara.
Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Rocky Gerung dalam wawancara ekslusif di Kanal Youtube Rocky Gerung Official bertajuk "Mahasiswa Bergerak! Istana Cari Kambing Hitam" yang diposting beberapa jam lalu, Sabtu (9/4) menyoroti turun tangannya Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Wiranto menyikapi rencana aksi mahasiswa 11 April 2022 mendatang.
Menurut Rocky Gerung, hal ini menuai spekulasi. Pasalnya, mantan Panglima ABRI era Orde Baru Soeharto itu dinilai sebagai figur yang selalu hadir saat situasi negara sedang genting.
Wiranto, sebagaimana tercatat dalam sejarah memiliki andil dalam upaya-upaya meredam gelombang aksi saat Soeharto berkuasa.
"Jadi kalau Pak Wiranto ngumpulin mahasiswa itu ya bisa kita tahulah reputasi Pak Wiranto dari zaman awal yang dianggap sebagai orang selalu paham cara untuk bukan memecahbelah sebetulnya, membuat kaum counter issue. Itu kan Pak Wiranto punya keahlian itu," kata
"Termasuk dulu tiba-tiba ada Pam Swakarsa berhadapan dengan mahasiswa, mahasiswa bingung dari mana ini. Jadi, reputasi Pak Wiranto pada waktu 1998 dicatat oleh sejarah," imbuh dia.
Namun demikian, Rocky Gerung menyatakan bahwa Wiranto sebetulnya berhak untuk melakukan counter issue untuk mengamankan pemerintah yang sedang berkuasa. Sebab, dia adalah perangkat presiden.
"Yang jadi mengejutkan adalah akhirnya Wiranto turun tangan, kan selama ini yang ngoceh-ngoceh kan yaa. Begitu sampai ke Pak Moeldoko enggak berhasil juga membujuk mahasiswa, akhirnya Wiranto," tuturnya.