Sedikitnya ada delapan desa di Kecamatan Bantarkawung yang terdampak musibah banjir dan longsor yang terjadi pada Jumat (1/4).
Informasi yang didapat, delapan desa yang terdampak banjir dan longsor di Kecamatan Bantarkawung yakni Desa Bantarkawung, Tambak Serang, Cibentang, Legok, Bantarwaru, Kebandungan, Bangbayang, dan Desa Pangebatan.
Sebelum terjadi banjir dan longsor, wilayah tersebut dilanda hujan dengan intensitas cukup tinggi pada Kamis (31/3) hingga Jumat dini hari.
Kasi Trantibum Kecamatan Bantarkawung Suranto mengatakan, hujan deras yang mengguyur wilayah Bantarkawung tersebut mengakibatkan Sungai Ciraja dan Sungai Pemali meluap. Akibat luapan tersebut, air masuk ke pemukiman warga.
"Selain merendam pemukiman warga, banjir juga merendam sebuah pondok pesantren di Desa Bantarkawung," ungkapnya.
Selain merendam rumah dan fasilitas umum lainnya, banjir juga membuat bendungan di Sungai Cihaur jebol. Bahkan, sebuah jembatan di wilayah Desa Bantarwaru juga dilaporkan rusak pascahujan deras.
Selain banjir, musibah bencana tanah longsor juga terjadi di Kecamatan Bantarkawung. Data sementara menyebutkan fasilitas pendidikan di Tambak Serang rusak terkena longsor.
Beberapa bagian sekolah ambruk. Sementara halaman sekolah hilang terbawa longsor.
"Tercatat ada tujuh titik longsor yang mengakibatkan rumah roboh dan pohon tumbang," ujarnya.
Ditambahkannya, mengingat wilayah Kecamatan Bantarkawung merupakan daerah rawan bencana, dirinya meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes melalui BPBD agar di Bantarkawung dibentuk Pos Aju (pos penanggulangan bencana alam). Sehingga, jika ada musibah atau bencana bisa cepat tertangani.
"Dan untuk pemerintah desa yang sudah menganggarkan dana cadangan bencana alam di APBDes agar bisa memaksimalkan penggunaannya," pungkasnya.
Sekedar informasi, hingga saat ini akses Jalan Mayana (Desa Legok) ke Limbangan (Desa Tambakserang) belum bisa dilalui. Pasalnya, masih ada tim gabungan yang sedang membersihkan material bencana.(ded/ima)