Rocky Gerung mengatakan, Pemerintahan Jokowi seharusnya meniru Amerika Serikat yang kini telah menekan Islamophobia melalui regulasinya.
“Amerika sudah berhenti dari isu islamophopia. Rancangan undang-undang terakhir tentang Islamophobia udah diteken oleh Joe Biden. Dan itu seharusnya jadi panduan kita untuk mengerti bahwa bahkan di Amerika isu Islamophobia sudah hilang,” kata Rocky Gerung.
Mantan dosen Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan, isu Islamophopia di Indonesia gemar dimainkan oleh PDI-Perjuangan.
Dia menilai, ada sebagian elemen di partai yang hanya bisa hidup dengan memainkan Islamophobia. Dia menegaskan, isu ini akan semakin memperkeras persaingan politik nanti di Pilpres 2024.
“Jadi kita tahu bahwa kalau Islamophobia diucapkan ulang, itu akan memperkeras persaingan politik di 2024,” katanya.
Menurutnya, pihak yang merasa diri sebagai korban Islamophobia akan menaruh dendam jika satu saat nanti ada perubahan kepemimpinan.
Pengamat politik ini menilai, Islamophobia di Indonesia sengaja dipelihara oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
“Terlepas dari objektivitasnya, tapi orang akan menganggap bahwa Presiden Jokowi justru mensponsori Islamophobia melalui sikap diamnya terhadap isu itu. Dan orang akan hitung kalau begitu siapa yang di belakang Jokowi yang mengarahkan Isu Islamophobia, ya dengan cepat orang tuding PDIP,” kata Rocky Gerung dikutip dari kanal YouTube Refly Harun, Selasa (15/2). (Rtc/ima)